Jakarta: Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan mutasi baru korona B16172 asal India sudah lama menyebar di Jakarta. Dugaan itu muncul lantaran pergerakan manusia yang masif, baik perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.
"Bisa jadi sebenarnya varian virus yang ada di Jakarta sebenarnya sudah ada lama sebelum waktu kita menemukan dari sampel whole genome sequencing (WGS)," kata Dwi saat dihubungi, Minggu, 23 Mei 2021.
Menurut dia, pemeriksaan WGS bukan hal rutin untuk meneliti kasus covid-19. Apalagi, jumlah laboratorium yang memiliki kewenangan pemeriksaan itu sangat terbatas.
Baca: Kasus Covid-19 di DKI Bertambah 932
Dwi menyebut baru ada dua laboratorium di Jakarta yang memiliki kewenangan tersebut. Keduanya ialah Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Lembaga Biomolekuler Eijkman.
"Itu bukan pemeriksaan rutin, dia basenya kan semacam untuk pemetaan," kata Dwi.
Di sisi lain, Dinkes DKI berupaya menekan penyebaran varian baru tersebut. Cara yang dilakukan yakni meningkatkan tingkat testing, tracing, dan treatment.
Dwi menyebut metode penyembuhan dan perlakuan pasien covid-19 varian lama dan varian baru tidak berbeda.
"Jadi kita tidak perlu pada saat menemukan pasien kita tidak perlu berpikir apakah dia mutasi virus baru atau enggak untuk keputusan isolasinya. Pokoknya positif (Covid-19), ya isolasi," kata dia.
Jakarta: Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan mutasi baru
korona B16172 asal India sudah lama menyebar di
Jakarta. Dugaan itu muncul lantaran pergerakan manusia yang masif, baik perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.
"Bisa jadi sebenarnya varian virus yang ada di Jakarta sebenarnya sudah ada lama sebelum waktu kita menemukan dari sampel
whole genome sequencing (WGS)," kata Dwi saat dihubungi, Minggu, 23 Mei 2021.
Menurut dia, pemeriksaan WGS bukan hal rutin untuk meneliti kasus covid-19. Apalagi, jumlah laboratorium yang memiliki kewenangan pemeriksaan itu sangat terbatas.
Baca:
Kasus Covid-19 di DKI Bertambah 932
Dwi menyebut baru ada dua laboratorium di Jakarta yang memiliki kewenangan tersebut. Keduanya ialah Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Lembaga Biomolekuler Eijkman.
"Itu bukan pemeriksaan rutin, dia basenya kan semacam untuk pemetaan," kata Dwi.
Di sisi lain, Dinkes DKI berupaya menekan penyebaran varian baru tersebut. Cara yang dilakukan yakni meningkatkan tingkat testing,
tracing, dan
treatment.
Dwi menyebut metode penyembuhan dan perlakuan pasien covid-19 varian lama dan varian baru tidak berbeda.
"Jadi kita tidak perlu pada saat menemukan pasien kita tidak perlu berpikir apakah dia mutasi virus baru atau enggak untuk keputusan isolasinya.
Pokoknya positif (Covid-19), ya isolasi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)