medcom.id, Jakarta: Tukang ojek menolak dianggap sebagai biang kemacetan di ibukota. Mereka menilai kemacetan seabagian besar karena luapan mobil di jalanan.
Menurut Adi Jay, seorang tukang ojek yang mangkal di Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin karena banyaknya mobil yang melintas setiap waktu. Selain itu, pemerintah juga dinilai salah sasaran, ketika akan memberlakukan larangan motor melintasi Jalan Thamrin-Medan Merdeka Barat.
"Lihat saja, yang sering bikin kemacetan itu mobil. Mobil diam berhenti nunggu mobil lain jalan," kata Adi Jay saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (25/11/2014).
Adi juga sangat menolak kebijakan subsidi BBM yang bisa dinikmati oleh mobil. Seharusnya, BBM bersubsidi hanya bisa dinikmati oleh sepeda motor. Alasannya, orang yang sudah memiliki mobil dapat dikatakan memiliki tingkat kemampuan ekonomi menegah-atas.
"Sedangkan motor hanya dipakai oleh orang menengah-bawah. Jadi wajar saja jika mobil tidak perlu dapat BBM bersubsidi. "Seharusnya di pom bensin dikasih peringatan kayak gitu," ujar Adi.
"Banyak saya lihat kalau pas isi bensin, mobil yang harganya 1 miliar belinya premium bersubsidi," imbuh Adi.
Dalam kebijakan larangan sepeda motor ini, Pemprov DKI dinilai tidak memperhatikan rakyat kecil yang ingin mencari nafkah dari sepeda motor. Pemprov DKI dinilai hanya menginginkan orang-orang kaya nyaman, sehingga Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat hanya bisa dilalui oleh mobil.
medcom.id, Jakarta: Tukang ojek menolak dianggap sebagai biang kemacetan di ibukota. Mereka menilai kemacetan seabagian besar karena luapan mobil di jalanan.
Menurut Adi Jay, seorang tukang ojek yang mangkal di Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin karena banyaknya mobil yang melintas setiap waktu. Selain itu, pemerintah juga dinilai salah sasaran, ketika akan memberlakukan larangan motor melintasi Jalan Thamrin-Medan Merdeka Barat.
"Lihat saja, yang sering bikin kemacetan itu mobil. Mobil diam berhenti nunggu mobil lain jalan," kata Adi Jay saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (25/11/2014).
Adi juga sangat menolak kebijakan subsidi BBM yang bisa dinikmati oleh mobil. Seharusnya, BBM bersubsidi hanya bisa dinikmati oleh sepeda motor. Alasannya, orang yang sudah memiliki mobil dapat dikatakan memiliki tingkat kemampuan ekonomi menegah-atas.
"Sedangkan motor hanya dipakai oleh orang menengah-bawah. Jadi wajar saja jika mobil tidak perlu dapat BBM bersubsidi. "Seharusnya di pom bensin dikasih peringatan kayak gitu," ujar Adi.
"Banyak saya lihat kalau pas isi bensin, mobil yang harganya 1 miliar belinya premium bersubsidi," imbuh Adi.
Dalam kebijakan larangan sepeda motor ini, Pemprov DKI dinilai tidak memperhatikan rakyat kecil yang ingin mencari nafkah dari sepeda motor. Pemprov DKI dinilai hanya menginginkan orang-orang kaya nyaman, sehingga Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat hanya bisa dilalui oleh mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)