Warga ziarah kubur menjelang Ramadan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, Senin 30 Mei 2016. Antara Foto/Aprillio Akbar
Warga ziarah kubur menjelang Ramadan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, Senin 30 Mei 2016. Antara Foto/Aprillio Akbar

Ini Daftar Retribusi Makam di Jakarta, Paling Mahal Rp100 Ribu

LB Ciputri Hutabarat • 09 Juni 2016 18:06
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mensosialisasikan retribusi makam di tempat pemakaman umum milik pemerintah. Retribusi makam paling mahal di blok AAI Rp100 ribu.
 
Ahok meminta jajarannya ikut mensosialisasikan retribusi makam milik pemerintah. Selama ini ia menilai, pengelolaan makam belum transparan.
 
"Kami ingin sistemnya pakai pendataan posisi makam, karena kami temukan banyak makan yang fiktif," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2016).

Ini Daftar Retribusi Makam di Jakarta, Paling Mahal Rp100 Ribu
 
Berikut retribusi makam sebagaimana diunggah di akun Instagram Ahok: Blok AAI Rp100 ribu, Blok AAII Rp 80 ribu, Blok AI Rp 60 ribu, Blok AII Rp40 ribu, dan Blok AIII tidak ada retribusi.
 
Pembayaran retribusi hanya di Bank DKI. Sedangkan perizinan pemakaman dan perpanjangan hanya di  Pelayanan Terpadu Satu Pintu kelurahan setempat.
 
Jasa gali tutup lubang, tenda, sound system, sewa kursi dan perawatan makam gratis. Jika menemukan pungutan liar, warga diharuskan melapor ke 0215481037/0215484544.
 
"Kami sosialisasikan secara bertahap. Kalau ada oknum yang nakal, kalau warga tidak nyogok tidak lancar," ujar Ahok.
 
Makam Fiktif
 
Mantan Bupati Belitung Timur ini menemukan modus permainan di tempat pemakaman umum dengan membuat makam fiktif. Ia mengatakan, banyak makam di blok depan belum terisi tetapi sudah ada batu nisan.
 
"Belum pasti itu ada isinya. Kalau ada yang nyogok (untuk memakamkan), itu ditaruh di depan," jelas Ahok.
 
Ahok mengatakan, seharusnya sejak dulu semua hal terkait pemakaman disosialisasikan. Dia menilai perlu evaluasi kepada Kepala Dinas Pertamanan Pemakaman DKI Ratna Diah.
 
"Ini mau dievaluasi. Mungkin juga (diganti)," ujar Ahok.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan