medcom.id, Jakarta: Dentuman keras dan desingan peluru dari baku tembak bergema di lapangan Makodam Jayakarta, Senin (5/10/2015) pagi. Pasukan TNI dipimpin Jenderal Besar Sudirman terlihat gagah berani menghadapi penjajah.
Adegan tersebut merupakan drama kolosal mengenai perjuangan Jenderal Besar Sudirman saat Peringatan HUT TNI ke-70 TNI di lapangan upacara Makodam Jayakarta, Jakarta Timur.
Drama kolosal yang digelar selama 30 menit itu diawali dengan kelahiran Jenderal Sudirman di Desa Bodas Karangjati, Purbalingga pada 24 Januari 1916 dari ibu bernama Siyem dan ayahnya, Karsid Kartowirodji. Pada drama terlihat kehidupan di Desa Bodas Karangjati aman dan sejahtera sebelum penjajah datang.
Penindasan membuat Sudirman membentuk PETA (Pembela Tanah Air). Dengan gerilya, ia memimpin sejumlah pemuda melawan penjajah. Rakyat dan pejuang Indonesia berjibaku melawan penjajah, tak sedikit di antara mereka tewas. Kendati begitu, perjuangan rakyat tidak sia-sia karena memenangi pertempuran melawan penjajah.
Drama tersebut ditutup dengan penyerahan surat wasiat kepada Pangdam Jaya oleh pemeran Sudirman agar TNI menjaga bangsa Indonesia. Beberapa saat kemudian, Jenderal Sudirman tumbang dan diceritakan tewas akibat sakit. Lagu gugur bunga berkumandang membahana di sekitar lapangan upacara.
Dalam acara peringatan kali ini hadir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selaku inspektur upacara, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Laksmana, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian, serta beberapa pejabat Pemprov DKI Jakarta seperti Kadishub Andri Yansah dan Kasatpol PP Kukuh Hadisantosa.
Selain itu, peringatan juga diikuti oleh para warga dan siswa-siswi dari berbagai SMA. Hadir pula Satuan Sakawira Kartika binaan Kodam Jaya yang terdiri dari tiap-tiap Kodim dan Batalyon Armed 7 105GS.
medcom.id, Jakarta: Dentuman keras dan desingan peluru dari baku tembak bergema di lapangan Makodam Jayakarta, Senin (5/10/2015) pagi. Pasukan TNI dipimpin Jenderal Besar Sudirman terlihat gagah berani menghadapi penjajah.
Adegan tersebut merupakan drama kolosal mengenai perjuangan Jenderal Besar Sudirman saat Peringatan HUT TNI ke-70 TNI di lapangan upacara Makodam Jayakarta, Jakarta Timur.
Drama kolosal yang digelar selama 30 menit itu diawali dengan kelahiran Jenderal Sudirman di Desa Bodas Karangjati, Purbalingga pada 24 Januari 1916 dari ibu bernama Siyem dan ayahnya, Karsid Kartowirodji. Pada drama terlihat kehidupan di Desa Bodas Karangjati aman dan sejahtera sebelum penjajah datang.
Penindasan membuat Sudirman membentuk PETA (Pembela Tanah Air). Dengan gerilya, ia memimpin sejumlah pemuda melawan penjajah. Rakyat dan pejuang Indonesia berjibaku melawan penjajah, tak sedikit di antara mereka tewas. Kendati begitu, perjuangan rakyat tidak sia-sia karena memenangi pertempuran melawan penjajah.
Drama tersebut ditutup dengan penyerahan surat wasiat kepada Pangdam Jaya oleh pemeran Sudirman agar TNI menjaga bangsa Indonesia. Beberapa saat kemudian, Jenderal Sudirman tumbang dan diceritakan tewas akibat sakit. Lagu gugur bunga berkumandang membahana di sekitar lapangan upacara.
Dalam acara peringatan kali ini hadir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selaku inspektur upacara, Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Laksmana, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian, serta beberapa pejabat Pemprov DKI Jakarta seperti Kadishub Andri Yansah dan Kasatpol PP Kukuh Hadisantosa.
Selain itu, peringatan juga diikuti oleh para warga dan siswa-siswi dari berbagai SMA. Hadir pula Satuan Sakawira Kartika binaan Kodam Jaya yang terdiri dari tiap-tiap Kodim dan Batalyon Armed 7 105GS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)