medcom.id, Jakarta: Lahan terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur mengundang kritik pada siapa saja yang melewatinya. Sejak Transjakarta mengambil alih trayek bus di sana, tempat itu terbengkalai.
Halte busway koridor 5 praktis menggantikan terminal itu, yang tersisa hanya lapangan besar di tengah jalan Kampung Melayu. Tempat mikrolet biru jurusan Senen menunggu penumpang.
Jalanan yang tak terurus, lalu minimnya fasilitas umum menambah sengkarut terminal warisan jaman kolonial ini. Di sana juga tak terdapat faktor penunjang berjalannya kegiatan untuk menampung moda darat.
Seperti wc umum atau toilet, ada bangunan kecil bertuliskan toilet di bagian pojok terminal, di dekat halte transjakarta. Namun tak berjalan sebagaimana mestinya, bisa terlihat dari bangunan tak terawat dan bau pesing menyeruak keluar.
Jalanan becek dan berlubang menjadi pemandangan di sana. Tak ada tanda perbaikan dan pembiaran terus terjadi, seakan memang fungsi terminal dipudarkan. Pun demikian, masih saja ada petugas suku dinas perhubungan yang berjaga di sana.
Mereka terlihat memberi arahan orang-orang di sana untuk merapikan pohon. "Biar lebih terang terminalnya," kata pimpinan anggota sudin, Ismail.
Terminal Kampung Melayu -- Foto: MTVN/ M Sholahadhin Azhar
Ada Dugaan Pungli di Terminal
Pertanyaan muncul, sebab kondisi semrawut di Terminal Kampung Melayu, tentang fungsinya yang tidak berjalan, tidak cocok dengan masih banyaknya mikrolet yang menunggu penumpang di sana. Ada kemungkinan supir atau anggota kernet yang memberi setoran pada oknum.
"Ya ada lah begitu, sudah umum," kata seorang kernet mikrolet yang tak ingin disebut namanya itu.
Dia tak melanjutkan keterangan ketika terlihat rekan-rekannya melakukan pembicaraan pada orang luar. Hanya senyum getir tersisa, sambil menyuruh Metrotvnews.com lekas pergi. Tak jelas nominal dan kepada siapa pundi rupiah bergulir di terminal Kampung Melayu.
Atas dasar itu, pungutan liar masih bersifat dugaan, karena tak semua mengaku menggelontorkan dana. Sebut saja Ali, supir mikrolet biru jurusan Senen. Ia bilang hanya ikut-ikutan ngetem menunggu penumpang di sana.
medcom.id, Jakarta: Lahan terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur mengundang kritik pada siapa saja yang melewatinya. Sejak Transjakarta mengambil alih trayek bus di sana, tempat itu terbengkalai.
Halte busway koridor 5 praktis menggantikan terminal itu, yang tersisa hanya lapangan besar di tengah jalan Kampung Melayu. Tempat mikrolet biru jurusan Senen menunggu penumpang.
Jalanan yang tak terurus, lalu minimnya fasilitas umum menambah sengkarut terminal warisan jaman kolonial ini. Di sana juga tak terdapat faktor penunjang berjalannya kegiatan untuk menampung moda darat.
Seperti wc umum atau toilet, ada bangunan kecil bertuliskan toilet di bagian pojok terminal, di dekat halte transjakarta. Namun tak berjalan sebagaimana mestinya, bisa terlihat dari bangunan tak terawat dan bau pesing menyeruak keluar.
Jalanan becek dan berlubang menjadi pemandangan di sana. Tak ada tanda perbaikan dan pembiaran terus terjadi, seakan memang fungsi terminal dipudarkan. Pun demikian, masih saja ada petugas suku dinas perhubungan yang berjaga di sana.
Mereka terlihat memberi arahan orang-orang di sana untuk merapikan pohon. "Biar lebih terang terminalnya," kata pimpinan anggota sudin, Ismail.
Terminal Kampung Melayu -- Foto: MTVN/ M Sholahadhin Azhar
Ada Dugaan Pungli di Terminal
Pertanyaan muncul, sebab kondisi semrawut di Terminal Kampung Melayu, tentang fungsinya yang tidak berjalan, tidak cocok dengan masih banyaknya mikrolet yang menunggu penumpang di sana. Ada kemungkinan supir atau anggota kernet yang memberi setoran pada oknum.
"Ya ada lah begitu, sudah umum," kata seorang kernet mikrolet yang tak ingin disebut namanya itu.
Dia tak melanjutkan keterangan ketika terlihat rekan-rekannya melakukan pembicaraan pada orang luar. Hanya senyum getir tersisa, sambil menyuruh
Metrotvnews.com lekas pergi. Tak jelas nominal dan kepada siapa pundi rupiah bergulir di terminal Kampung Melayu.
Atas dasar itu, pungutan liar masih bersifat dugaan, karena tak semua mengaku menggelontorkan dana. Sebut saja Ali, supir mikrolet biru jurusan Senen. Ia bilang hanya ikut-ikutan ngetem menunggu penumpang di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)