Jakarta: Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut pengaspalan sirkuit Formula E ekstra hati-hati dan diawasi ketat. Seluruh proses akan didampingi tim teknis ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lembaga terkait.
Hal ini untuk menjamin kekhawatiran akibat uji coba aspal PT Jakarta Propertindo tidak berjalan mulus. Uji coba meninggalkan sisa aspal dan goresan di batuan cobblestone (batu alam) di Monas.
Hari menyebut batu alam di kawasan Monas tak termasuk bagia cagar budaya. Cagar budaya hanya sebatas cawan, tugu, dan empat silang Monas.
"Walaupun tidak termasuk, kita akan jaga kelestarian dan lingkungan. Kita buat lapisan aspalnya di atas geotextile. Setelah selesai nanti dibongkar," ujar kata Hari saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 27 Februari 2020.
Uji coba aspal untuk sirkuit Formula E di kawasan Monas berlangsung empat hari. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Aspal hasil sisa Formula E bisa dikelupas dan digunakan lagi lewat metode pengolahan. Sehingga, tidak ada aspal yang terbuang meski aspal bekas penggunaan sirkuit dikelupas setelah balapan usai.
"Jadi nanti aspalnya masuk ke tempat pengolahan semacam agregat dan base-nya lagi. Nanti bisa dipakai sejenis recycling road," terangnya.
Hari berjanji akan mengingatkan Jakpro sebagai pelaksana Formula E agar lebih berhati-hati. Terutama dalam pengaspalan.
Sejumlah batu alam atau cobblestone di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, rusak pascauji coba pengaspalan untuk trek Formula E. Foto: Medcom.id/Cindy
Jakpro menguji coba aspal sirkuit Formula E pada 24-25 Februari 2020. Uji coba dilakukan di area seluas 20 meter persegi di sisi tenggara Monas. Namun, hasil uji coba itu menemukan adanya baretan pada batuan alam. Selain itu, sisa aspal memenuhi sela-sela batu alam.
Baca: Jakpro Tampung Semua Masukan Soal Formula E
Jakarta: Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyebut pengaspalan sirkuit Formula E ekstra hati-hati dan diawasi ketat. Seluruh proses akan didampingi tim teknis ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lembaga terkait.
Hal ini untuk menjamin kekhawatiran akibat uji coba aspal PT Jakarta Propertindo tidak berjalan mulus. Uji coba meninggalkan sisa aspal dan goresan di batuan cobblestone (batu alam) di Monas.
Hari menyebut batu alam di kawasan Monas tak termasuk bagia cagar budaya. Cagar budaya hanya sebatas cawan, tugu, dan empat silang Monas.
"Walaupun tidak termasuk, kita akan jaga kelestarian dan lingkungan. Kita buat lapisan aspalnya di atas geotextile. Setelah selesai nanti dibongkar," ujar kata Hari saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 27 Februari 2020.
Uji coba aspal untuk sirkuit Formula E di kawasan Monas berlangsung empat hari. Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Aspal hasil sisa Formula E bisa dikelupas dan digunakan lagi lewat metode pengolahan. Sehingga, tidak ada aspal yang terbuang meski aspal bekas penggunaan sirkuit dikelupas setelah balapan usai.
"Jadi nanti aspalnya masuk ke tempat pengolahan semacam
agregat dan
base-nya lagi. Nanti bisa dipakai sejenis
recycling road," terangnya.
Hari berjanji akan mengingatkan Jakpro sebagai pelaksana Formula E agar lebih berhati-hati. Terutama dalam pengaspalan.
Sejumlah batu alam atau cobblestone di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, rusak pascauji coba pengaspalan untuk trek Formula E. Foto: Medcom.id/Cindy
Jakpro menguji coba aspal sirkuit Formula E pada 24-25 Februari 2020. Uji coba dilakukan di area seluas 20 meter persegi di sisi tenggara Monas. Namun, hasil uji coba itu menemukan adanya baretan pada batuan alam. Selain itu, sisa aspal memenuhi sela-sela batu alam.
Baca:
Jakpro Tampung Semua Masukan Soal Formula E Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)