medcom.id, Jakarta: Program Sembako on Shelter (SOS) yang dicanangkan PT TransJakarta untuk menyediakan sembako murah sejak tanggal 27 Mei 2017 di halte busway mendapat respon beragam dari masyarakat.
Lokasi halte yang berbeda-beda dinilai turut pengaruhi antusiasme masyarakat terhadap program yang dijalankan di halte busway mulai pukul 16:00 WIB hingga 19:00 WIB tersebut.
Dari pantauan Metrotvnews.com di Halte Manggarai, program ini terlihat cukup diminati. Menurut Fika, penjaga gerai SOS di halte Manggarai penjualan sembako di halte tersebut kian meningkat setiap hari.
"Hari ini sudah jual 12 minyak goreng dan 4 gula pasir. Hari pertama enggak jual sama sekali," katanya di Jakarta Selatan, Senin 29 Mei 2017.
Menurutnya, jenis komoditi yang paling laku adalah minyak goreng, diikuti dengan gula pasir, tepung terigu, dan beras. Fika pun mengakui bahwa lokasi halte tempat ia menjaga mempengaruhi jumlah pembeli dan jenis barang yang dijual.
Menurutnya, di halte lain seperti Ragunan yang merupakan pemberhentian terakhir, beras lebih diminati oleh warga dibanding komoditi lainnya. "Kalau di sini (halte Manggarai) kan cuma transit, jadi orang malas beli beras soalnya berat," kata Fika.
Sementara itu, situasi tampak berbeda di halte Dukuh Atas 1. Pengguna TransJakarta di halte tersebut hanya berlalu-lalang dan melihat sekilas ke arah rak berisi empat jenis bahan pangan dasar yang ada.
Padahal, lokasi rak berada sama dengan halte busway Manggarai, yakni persis di sebelah gerbang keluar masuk pengunjung. Emilia, penjaga gerai SOS di halte ini mengaku sembako di lokasi tersebut kurang diminati.
"Kalau di sini (Dukuh Atas 1) cuma lewat aja karena wilayahnya kantoran orang ribet bawanya," ujar Emilia kepada Metrotvnews.com, Senin 29 Mei 2017.
Menurut Emilia, kebanyakan pembeli di halte tersebut justru berasal dari warga sekitar, bukan pengguna TransJakarta. "Ibu rumah tangga biasanya yang beli. Kalau orang kantoran enggak mau katanya ribet," ujar Emilia.
Selain lokasi, Emilia juga menilai sepinya peminat juga disebabkan pembayaran yang hanya dapat dilakukan melalui tiga kartu, yakni Jakarta Card (JCard), Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan kartu debit Bank DKI.
"Susah ya karena tidak semua orang punya kartunya," tambah Emilia.
SOS sendiri merupakan program yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PT Transjakarta dan PD Pasar Jaya untuk menjaga harga pangan pokok selama Bulan Ramadan dan jelang Lebaran.
Program ini diselenggarakan hingga 24 Juni mendatang dengan menyediakan empat bahan pokok yakni gula pasir seharga Rp12.500 per kilogram, minyak goreng Rp11.000 per liter, tepung terigu Rp8.500 per kilogram, dan beras Rp45.000 per lima liter.
medcom.id, Jakarta: Program
Sembako on Shelter (SOS) yang dicanangkan PT TransJakarta untuk menyediakan sembako murah sejak tanggal 27 Mei 2017 di halte busway mendapat respon beragam dari masyarakat.
Lokasi halte yang berbeda-beda dinilai turut pengaruhi antusiasme masyarakat terhadap program yang dijalankan di halte busway mulai pukul 16:00 WIB hingga 19:00 WIB tersebut.
Dari pantauan
Metrotvnews.com di Halte Manggarai, program ini terlihat cukup diminati. Menurut Fika, penjaga gerai SOS di halte Manggarai penjualan sembako di halte tersebut kian meningkat setiap hari.
"Hari ini sudah jual 12 minyak goreng dan 4 gula pasir. Hari pertama enggak jual sama sekali," katanya di Jakarta Selatan, Senin 29 Mei 2017.
Menurutnya, jenis komoditi yang paling laku adalah minyak goreng, diikuti dengan gula pasir, tepung terigu, dan beras. Fika pun mengakui bahwa lokasi halte tempat ia menjaga mempengaruhi jumlah pembeli dan jenis barang yang dijual.
Menurutnya, di halte lain seperti Ragunan yang merupakan pemberhentian terakhir, beras lebih diminati oleh warga dibanding komoditi lainnya. "Kalau di sini (halte Manggarai) kan cuma transit, jadi orang malas beli beras soalnya berat," kata Fika.
Sementara itu, situasi tampak berbeda di halte Dukuh Atas 1. Pengguna TransJakarta di halte tersebut hanya berlalu-lalang dan melihat sekilas ke arah rak berisi empat jenis bahan pangan dasar yang ada.
Padahal, lokasi rak berada sama dengan halte busway Manggarai, yakni persis di sebelah gerbang keluar masuk pengunjung. Emilia, penjaga gerai SOS di halte ini mengaku sembako di lokasi tersebut kurang diminati.
"Kalau di sini (Dukuh Atas 1) cuma lewat aja karena wilayahnya kantoran orang ribet bawanya," ujar Emilia kepada
Metrotvnews.com, Senin 29 Mei 2017.
Menurut Emilia, kebanyakan pembeli di halte tersebut justru berasal dari warga sekitar, bukan pengguna TransJakarta. "Ibu rumah tangga biasanya yang beli. Kalau orang kantoran enggak mau katanya ribet," ujar Emilia.
Selain lokasi, Emilia juga menilai sepinya peminat juga disebabkan pembayaran yang hanya dapat dilakukan melalui tiga kartu, yakni Jakarta Card (JCard), Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan kartu debit Bank DKI.
"Susah ya karena tidak semua orang punya kartunya," tambah Emilia.
SOS sendiri merupakan program yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PT Transjakarta dan PD Pasar Jaya untuk menjaga harga pangan pokok selama Bulan Ramadan dan jelang Lebaran.
Program ini diselenggarakan hingga 24 Juni mendatang dengan menyediakan empat bahan pokok yakni gula pasir seharga Rp12.500 per kilogram, minyak goreng Rp11.000 per liter, tepung terigu Rp8.500 per kilogram, dan beras Rp45.000 per lima liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)