Jakarta: Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat 10 kelurahan dari total 267 kelurahan di Jakarta dengan jumlah kebakaran tertinggi sepanjang tahun ini. Hal ini disampaikan Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Michael Sitanggang.
Berikut 10 kelurahan dengan jumlah kebakaran tertinggi:
Kelurahan Cengkareng Timur (Jakarta Barat) dengan 26 kasus kebakaran
Kelurahan Kapuk (Jakarta Barat) dengan 24 kasus kebakaran
Kelurahan Sunter Agung dengan 21 kasus kebakaran
Kelurahan Kalideres (Jakarta Barat) dengan 20 kasus kebakaran
Kelurahan Penjaringan (Jakarta Utara) dengan 20 kasus kebakaran
Kelurahan Pulo Gebang (Jakarta Timur) dengan 19 kasus kebakaran
Kelurahan Pejagalan (Jakarta Utara) dengan 17 kasus kebakaran
Kelurahan Tegal Alur (Jakarta Barat) dengan 16 kasus kebakaran
Kelurahan Pondok Bambu (Jakarta Timur) dengan 16 kasus kebakaran
Kelurahan Cilincing (Jakarta Utara) dengan 15 kasus kebakaran.
Michael menjelaskan kebakaran yang cenderung mengakibatkan dampak dan kerugian besar terjadi di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur karena cenderung memiliki kondisi wilayah yang kumuh padat, serta kumuh miskin.
"Kebanyakan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur karena banyak permukiman kumuh padat kumuh miskin," ujar Michael, Jakarta, Rabu, 20 September 2023.
Sementara itu, Kecamatan Tambora yang sebelumnya terkenal karena rawan kebakaran justru telah keluar dari 10 besar wilayah dengan kejadian kebakaran terbanyak. Namun, Michael mengatakan wilayah kelurahan di Kecamatan Tambora tetap rawan kebakaran karena apabila terjadi kebakaran, dampaknya cukup besar.
"Seperti yang terakhir kita tangani di Krendang. Itu bahkan sampai mengungsi. Jadi kebakaran meskipun jarang terjadi di suatu wilayah tetap harus diwaspadai dampaknya," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Operasi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Suheri mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi dan pelatihan bagi warga agar bisa melakukan respons cepat penanganan kebakaran.
Menurut dia, partisipasi masyarakat dalam penanganan kebakaran sangat penting. Sebab, dalam penanganan kebakaran yang terpenting adalah waktu dan ketepatan respons.
"Semakin cepat ditangani dengan langkah yang tepat, kebakaran akan semakin minim dampaknya dan cepat tertangani. Bukan berarti kita melempar tanggung jawab kepada warga, tetapi memang peran masyarakat ini yang penting dalam mengatasi kebakaran," tutur dia.
Jakarta: Dinas Penanggulangan
Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat)
DKI Jakarta mencatat 10 kelurahan dari total 267 kelurahan di Jakarta dengan jumlah kebakaran tertinggi sepanjang tahun ini. Hal ini disampaikan Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Michael Sitanggang.
Berikut 10 kelurahan dengan jumlah kebakaran tertinggi:
- Kelurahan Cengkareng Timur (Jakarta Barat) dengan 26 kasus kebakaran
- Kelurahan Kapuk (Jakarta Barat) dengan 24 kasus kebakaran
- Kelurahan Sunter Agung dengan 21 kasus kebakaran
- Kelurahan Kalideres (Jakarta Barat) dengan 20 kasus kebakaran
- Kelurahan Penjaringan (Jakarta Utara) dengan 20 kasus kebakaran
- Kelurahan Pulo Gebang (Jakarta Timur) dengan 19 kasus kebakaran
- Kelurahan Pejagalan (Jakarta Utara) dengan 17 kasus kebakaran
- Kelurahan Tegal Alur (Jakarta Barat) dengan 16 kasus kebakaran
- Kelurahan Pondok Bambu (Jakarta Timur) dengan 16 kasus kebakaran
- Kelurahan Cilincing (Jakarta Utara) dengan 15 kasus kebakaran.
Michael menjelaskan kebakaran yang cenderung mengakibatkan dampak dan kerugian besar terjadi di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur karena cenderung memiliki kondisi wilayah yang kumuh padat, serta kumuh miskin.
"Kebanyakan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur karena banyak permukiman kumuh padat kumuh miskin," ujar Michael, Jakarta, Rabu, 20 September 2023.
Sementara itu,
Kecamatan Tambora yang sebelumnya terkenal karena rawan kebakaran justru telah keluar dari 10 besar wilayah dengan kejadian kebakaran terbanyak. Namun, Michael mengatakan wilayah kelurahan di Kecamatan Tambora tetap rawan kebakaran karena apabila terjadi kebakaran, dampaknya cukup besar.
"Seperti yang terakhir kita tangani di Krendang. Itu bahkan sampai mengungsi. Jadi kebakaran meskipun jarang terjadi di suatu wilayah tetap harus diwaspadai dampaknya," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Operasi Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Suheri mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi dan pelatihan bagi warga agar bisa melakukan respons cepat penanganan kebakaran.
Menurut dia, partisipasi masyarakat dalam penanganan kebakaran sangat penting. Sebab, dalam penanganan kebakaran yang terpenting adalah waktu dan ketepatan respons.
"Semakin cepat ditangani dengan langkah yang tepat, kebakaran akan semakin minim dampaknya dan cepat tertangani. Bukan berarti kita melempar tanggung jawab kepada warga, tetapi memang peran masyarakat ini yang penting dalam mengatasi kebakaran," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)