medcom.id, Jakarta: Layanan antar menggunakan jasa ojek, Go-jek dikenal memberi kemudahan baik untuk driver Go-jek maupun penumpang. Namun, masih ada beberapa tukang ojek lokal yang masih bertahan dengan profesi mereka.
Apa yang menjadi alasan mereka enggan bergabung dengan Go-Jek?
"Soalnya kalau pake HP, kelamaan nunggu-nunggu penumpangnya, kalau saya sih ogah nunggu gitu. Habis waktu saya," kata sala seorang ojek lokal, Boby, 40 kepada Metrotvnews.com di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Pusat, Sabtu (13/6/2015).
Menurut Boby, ojek lokal memiliki kelebihan khusus, yakni soal waktu. Penumpang tak perlu repot harus menunggu ojek datang atau menggunakan telepon pintar untuk menemukan ojek.
"Mending enakan ojekan di tempat ada, penumpang minta terus langsung naik deh. Enggak usah pakai-pakai inernet lagi,"ungkapnya.
Sama halnya dengan Sutrisno, 45, warga Grogol yang mengaku sudah tujuh tahun berprofesi sebagai tukang ojek. Ia enggan bergabung dengan kumpulan itu karena banyak peraturan yang mengikat.
"Saya memang orangnya enggak mau terikat, kalau saya ada waktu istirahat ada pelanggan gimana? Saya enggak suka terganggu," jelas Sutrisno.
Baik Sutrisno maupun Boby, keduanya mengaku tak memiliki rencana ke depan untuk bergabung atas naungan perusahaan tersebut. "Ke depannya kayaknya enggak (gabung) deh," ucap Boby.
Sejauh ini, mereka juga mengaku menerima baik jika ada temannya yang bergabung dengan Go-Jek. Tak ada masalah berarti buat mereka.
"Bagus bagi mereka yang muda-muda buat gabung, enggak masalah buat saya," tutup Bobby.
medcom.id, Jakarta: Layanan antar menggunakan jasa ojek, Go-jek dikenal memberi kemudahan baik untuk driver Go-jek maupun penumpang. Namun, masih ada beberapa tukang ojek lokal yang masih bertahan dengan profesi mereka.
Apa yang menjadi alasan mereka enggan bergabung dengan Go-Jek?
"Soalnya kalau pake HP, kelamaan nunggu-nunggu penumpangnya, kalau saya sih
ogah nunggu gitu. Habis waktu saya," kata sala seorang ojek lokal, Boby, 40 kepada
Metrotvnews.com di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Pusat, Sabtu (13/6/2015).
Menurut Boby, ojek lokal memiliki kelebihan khusus, yakni soal waktu. Penumpang tak perlu repot harus menunggu ojek datang atau menggunakan telepon pintar untuk menemukan ojek.
"Mending enakan ojekan di tempat ada, penumpang minta terus langsung naik deh. Enggak usah pakai-pakai inernet lagi,"ungkapnya.
Sama halnya dengan Sutrisno, 45, warga Grogol yang mengaku sudah tujuh tahun berprofesi sebagai tukang ojek. Ia enggan bergabung dengan kumpulan itu karena banyak peraturan yang mengikat.
"Saya memang orangnya enggak mau terikat, kalau saya ada waktu istirahat ada pelanggan gimana? Saya enggak suka terganggu," jelas Sutrisno.
Baik Sutrisno maupun Boby, keduanya mengaku tak memiliki rencana ke depan untuk bergabung atas naungan perusahaan tersebut. "Ke depannya kayaknya enggak (gabung) deh," ucap Boby.
Sejauh ini, mereka juga mengaku menerima baik jika ada temannya yang bergabung dengan Go-Jek. Tak ada masalah berarti buat mereka.
"Bagus bagi mereka yang muda-muda buat gabung, enggak masalah buat saya," tutup Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)