Jakarta: Corporate Secretary Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno mengatakan bangunan wisma akan menjadi magnet wisata seni di Taman Ismail Marzuki (TIM). Pembangunan wisma itu bakal menunjang pariwisata.
"Yang kita bangun adalah sebuah ekosistem untuk menunjang industri pariwisata dan budaya yang bisa kemudian memfasilitasi semua pihak dan industrinya kemudian hidup di sana," kata Hani di Kantor Jakpro, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019.
Pembangunan wisma menjadi bukti Pemprov DKI Jakarta mengapresiasi karya yang dihasilkan seniman. Pemprov DKI ingin mengembangkan industri pariwisata dan budaya.
"Jadi yang mengapresiasi seni itu juga difasilitasi (agar) nyaman. Maka dengan itupula bisa kemudian mengharagai karya seniman yang dihadirkan seniman kita," jelas dia.
Hani berharap revitalisasi ini membuka ruang bagi seniman untuk berkreasi. Wisatawan dan penikmat seni pun diharapkan lebih banyak menyambangi TIM.
"Para seniman berkreasi, para seniman memiliki karya bagus tentu perlu ruang untuk menghadirkan karya-karyanya, dan perlu apresiator," ungkapnya.
Wisma akan dibangun di lahan yang sama dengan perpustakaan dan Pusat Dokumentasi HB Jassin seluas 3.000 meter persegi. Lahan perpustakaan ini hanya 4,1 persen dari total lahan 72.551 meter persegi.
Selain tempat menginap, wisma juga bisa digunakan untuk kegiatan seni dan kebudayaan. Proses revitalisasi TIM memakan biaya hingga Rp1,8 triliun. Revitalisasi tersebut akan menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro yang telah masuk dalam APBD DKI Jakarta.
Jakarta: Corporate Secretary Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno mengatakan bangunan wisma akan menjadi magnet wisata seni di Taman Ismail Marzuki (TIM). Pembangunan wisma itu bakal menunjang pariwisata.
"Yang kita bangun adalah sebuah ekosistem untuk menunjang industri pariwisata dan budaya yang bisa kemudian memfasilitasi semua pihak dan industrinya kemudian hidup di sana," kata Hani di Kantor Jakpro, Jakarta Pusat, Selasa, 26 November 2019.
Pembangunan wisma menjadi bukti Pemprov DKI Jakarta mengapresiasi karya yang dihasilkan seniman. Pemprov DKI ingin mengembangkan industri pariwisata dan budaya.
"Jadi yang mengapresiasi seni itu juga difasilitasi (agar) nyaman. Maka dengan itupula bisa kemudian mengharagai karya seniman yang dihadirkan seniman kita," jelas dia.
Hani berharap revitalisasi ini membuka ruang bagi seniman untuk berkreasi. Wisatawan dan penikmat seni pun diharapkan lebih banyak menyambangi TIM.
"Para seniman berkreasi, para seniman memiliki karya bagus tentu perlu ruang untuk menghadirkan karya-karyanya, dan perlu apresiator," ungkapnya.
Wisma akan dibangun di lahan yang sama dengan perpustakaan dan Pusat Dokumentasi HB Jassin seluas 3.000 meter persegi. Lahan perpustakaan ini hanya 4,1 persen dari total lahan 72.551 meter persegi.
Selain tempat menginap, wisma juga bisa digunakan untuk kegiatan seni dan kebudayaan. Proses revitalisasi TIM memakan biaya hingga Rp1,8 triliun. Revitalisasi tersebut akan menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro yang telah masuk dalam APBD DKI Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)