medcom.id, Jakarta: Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) sangat membantu kalangan masyarakat kurang mampu. Ramai orang memuji program warisan bekas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu.
Dahlia, 55, salah seorang wali murid, mengaku beruntung cucunya Auliah Hidayat, 8, menerima program KJP. Perempuan paruh baya ini mengatakan, cucunya seorang yatim piatu.
"Cucu saya sudah enggak punya orang tua lagi, dari kecil saya yang merawat. Karena KJP semua kebutuhan sekolah cucu saya bisa terpenuhi," kata Dahlia di SD 03 Suka Bumi Utara, Jakarta Barat, Rabu (23/11/2016).
Dahlia mengungkap, setiap bulan cucunya mendapat bantuan dana Rp100 ribu. Uang itu digunakan untuk membeli buku paket dan perlengkapan sekolah lainnya.
Foto: MI/Arya Manggala
Tak hanya itu, setiap akhir semester, program KJP di bawah Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional (P6O), Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, memberikan tambahan dana anggaran. Tambahan dana anggaran terkadang juga diberikan menjelang hari-hari besar.
"Jumlahnya Rp1 juta, saya sempat kaget," ujar Dahlia.
Baca: KJMU Berjalan Tahun Ini
Hal serupa dikatakan Heni, 33, warga Jembatan Kuning, Jakarta Barat. Ibu rumah tangga itu mengaku tertolong karena program KJP. Heni mengaku, tanpa KJP dua anaknya tidak bisa sekolah.
"Alhamdulillah, KJP membantu sekali. Saya sudah tidak perlu memikirkan bayar buku sekolah, sudah tidak memikirkan bayar seragam," ujar Heni.
Baca: Penerima KJP Terus Meningkat
Heni bercerita, suaminya, Sapi'i sudah tidak bekerja. Setahun lalu, suaminya yang berprofesi sebagai hansip menderita stroke ringan.
"Pengahasilan suami saya cuma Rp400 ribu per bulan, cuma bisa buat makan saja. Sekarang suami saya sudah tidak bisa bicara lagi karena stroke, mau berobat enggak ada duit," tutur Heni.
Perempuan berkaus hitam itu berharap Pemprov DKI Jakarta tetap mempertahankan program KJP. "Baru kali ini ada pemerintah yang mau memerhatikan nasib orang kecil. Kalau dulu-dulu, tidak perhatian sama sekali," ujar dia.
Kartu Jakarta Pintar merupakan program unggulan Pemprov DKI Jakarta. Target program ini untuk menyukseskan program wajib belajar 12 tahun, meningkatkan mutu pendidikan, dan meningkatkan target Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar dan menengah.
Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi program primadona dalam survei yang dilaksanakan Skala Survei Indonesia (SSI). Sebanyak 29,1 persen warga DKI menyukai program KJP yang diusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Ahok-Djarot menganggarkan sekitar Rp2,7 triliun di 2016 untuk KJP. Anggaran ini sudah termasuk pemberian beasiswa Rp18 juta per tahun kepada sekitar 600 mahasiswa Jakarta pemilik Kartu Jakarta Mahasiswa Unggulan (KJMU).
medcom.id, Jakarta: Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) sangat membantu kalangan masyarakat kurang mampu. Ramai orang memuji program warisan bekas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu.
Dahlia, 55, salah seorang wali murid, mengaku beruntung cucunya Auliah Hidayat, 8, menerima program KJP. Perempuan paruh baya ini mengatakan, cucunya seorang yatim piatu.
"Cucu saya sudah enggak punya orang tua lagi, dari kecil saya yang merawat. Karena KJP semua kebutuhan sekolah cucu saya bisa terpenuhi," kata Dahlia di SD 03 Suka Bumi Utara, Jakarta Barat, Rabu (23/11/2016).
Dahlia mengungkap, setiap bulan cucunya mendapat bantuan dana Rp100 ribu. Uang itu digunakan untuk membeli buku paket dan perlengkapan sekolah lainnya.
Foto: MI/Arya Manggala
Tak hanya itu, setiap akhir semester, program KJP di bawah Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional (P6O), Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, memberikan tambahan dana anggaran. Tambahan dana anggaran terkadang juga diberikan menjelang hari-hari besar.
"Jumlahnya Rp1 juta, saya sempat kaget," ujar Dahlia.
Baca: KJMU Berjalan Tahun Ini
Hal serupa dikatakan Heni, 33, warga Jembatan Kuning, Jakarta Barat. Ibu rumah tangga itu mengaku tertolong karena program KJP. Heni mengaku, tanpa KJP dua anaknya tidak bisa sekolah.
"Alhamdulillah, KJP membantu sekali. Saya sudah tidak perlu memikirkan bayar buku sekolah, sudah tidak memikirkan bayar seragam," ujar Heni.
Baca: Penerima KJP Terus Meningkat
Heni bercerita, suaminya, Sapi'i sudah tidak bekerja. Setahun lalu, suaminya yang berprofesi sebagai hansip menderita stroke ringan.
"Pengahasilan suami saya cuma Rp400 ribu per bulan, cuma bisa buat makan saja. Sekarang suami saya sudah tidak bisa bicara lagi karena stroke, mau berobat enggak ada duit," tutur Heni.
Perempuan berkaus hitam itu berharap Pemprov DKI Jakarta tetap mempertahankan program KJP. "Baru kali ini ada pemerintah yang mau memerhatikan nasib orang kecil. Kalau dulu-dulu, tidak perhatian sama sekali," ujar dia.
Kartu Jakarta Pintar merupakan program unggulan Pemprov DKI Jakarta. Target program ini untuk menyukseskan program wajib belajar 12 tahun, meningkatkan mutu pendidikan, dan meningkatkan target Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar dan menengah.
Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi program primadona dalam survei yang dilaksanakan Skala Survei Indonesia (SSI). Sebanyak 29,1 persen warga DKI menyukai program KJP yang diusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Ahok-Djarot menganggarkan sekitar Rp2,7 triliun di 2016 untuk KJP. Anggaran ini sudah termasuk pemberian beasiswa Rp18 juta per tahun kepada sekitar 600 mahasiswa Jakarta pemilik Kartu Jakarta Mahasiswa Unggulan (KJMU).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)