medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sempat mengkampanyekan Gerakan Basmi Tikus (GBT). Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menargetkan uji coba GBT bisa berjalan bulan depan. Karena itu ia akan menitipkan program tersebut kepada pelaksana tugas (Plt) gubernur.
"Gerakan basmi tikus nanti kami titipkan," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).
Djarot menjelaskan program GBT tak hanya berperan memusnahkan tikus di Ibu Kota. Program itu bisa membantu mengamankan lingkungan warga.
"Kan bukan hanya tikusnya ya. Tapi yang harus kita ambil adalah ronda malamnya ini supaya mereka juga awasi lingkungnnya," kata Djarot.
(Baca juga: Tangkap Tikus, Bonus Rp20 Ribu/Ekor)
Djarot mengaku sudah melakukan rapat dengan asisten pemerintahan dan dinas terkait soal program GBT. Ia memperkirakan program itu membutuhkan dana Rp80 juta dari anggaran Biro Umum.
Djarot menemukan fakta bahwa uang itu tak bisa disediakan oleh Biro Umum. "Tapi waktu rapat ternyata jujur anggaran tidak ada. Sudah ada tapi sudah terpakai dan enggak mencukupi," ujar Djarot.
Djarot tak kehilangan akal. Ia berencana memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR). "Tapi ada yang mau bantu, CSR ya, hibah, terutama yang bergerak di bidang kebersihan," kata Djarot.
(Baca juga: GBT untuk Mencegah Penularan Penyakit Bawaan Tikus)
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sempat mengkampanyekan Gerakan Basmi Tikus (GBT). Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menargetkan uji coba GBT bisa berjalan bulan depan. Karena itu ia akan menitipkan program tersebut kepada pelaksana tugas (Plt) gubernur.
"Gerakan basmi tikus nanti kami titipkan," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2016).
Djarot menjelaskan program GBT tak hanya berperan memusnahkan tikus di Ibu Kota. Program itu bisa membantu mengamankan lingkungan warga.
"Kan bukan hanya tikusnya ya. Tapi yang harus kita ambil adalah ronda malamnya ini supaya mereka juga awasi lingkungnnya," kata Djarot.
(
Baca juga: Tangkap Tikus, Bonus Rp20 Ribu/Ekor)
Djarot mengaku sudah melakukan rapat dengan asisten pemerintahan dan dinas terkait soal program GBT. Ia memperkirakan program itu membutuhkan dana Rp80 juta dari anggaran Biro Umum.
Djarot menemukan fakta bahwa uang itu tak bisa disediakan oleh Biro Umum. "Tapi waktu rapat ternyata jujur anggaran tidak ada. Sudah ada tapi sudah terpakai dan enggak mencukupi," ujar Djarot.
Djarot tak kehilangan akal. Ia berencana memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR). "Tapi ada yang mau bantu, CSR ya, hibah, terutama yang bergerak di bidang kebersihan," kata Djarot.
(
Baca juga: GBT untuk Mencegah Penularan Penyakit Bawaan Tikus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)