Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 813 warga berstatus orang dalam pengawasan (ODP) virus korona (covid-19) di Ibu Kota hingga Rabu, 18 Maret 2020. Rinciannya, 277 orang masih dipantau dan 536 lainnya sudah selesai dilakukan pemantauan.
"Kemudian jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sampai hari ini berjumlah 330 orang. Sebanyak 168 masih dirawat dan 162 selesai dirawat," kata Anies di Balai Kota, Selasa, 17 Maret 2020.
Menurut Anies, salah satu penyebab meningkatnya jumlah orang dan pasien dalam pengawasan korona lantaran masyarakat Jakarta lebih waspada. Banyak warga yang berkonsultasi ke nomor darurat wabah korona milik DKI guna memastikan kesehatannya.
Baca: TransJakarta Setop Transaksi Tunai Isi Ulang Uang Elektronik
Anies mengatakan apabila masyarakat merasakan gejala korona bisa berkonsultasi ke nomor darurat 112 atau 119. Jika diagnosis sementara menyebut adanya potensi covid-19, warga akan dijemput untuk diperiksa di rumah sakit. Setelahnya, diklasifikasi apakah masuk kategori ODP atau PDP.
"Jadi sampai hari ini, warga masyarakat yang menghubungi call center maupun hotline Pemprov DKI Jakarta berjumlah 7.433," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Pemprov DKI menambah rumah sakit (RS) rujukan provinsi untuk mempercepat pemeriksaan warga yang terindikasi covid-19. Penambahan ini bekerja sama dengan swasta, seperti RS Mayapada, RS Siloam, dan RS Hermina.
Pemprov DKI juga bekerja sama dengan RS milik BUMN yakni RS Pelni untuk menjadi rumah sakit rujukan. RSKD Duren Sawit serta RSUD Tarakan juga jadi rumah sakit rujukan untuk menerima pasien terindikasi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, itu.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 813 warga berstatus orang dalam pengawasan (ODP) virus korona (covid-19) di Ibu Kota hingga Rabu, 18 Maret 2020. Rinciannya, 277 orang masih dipantau dan 536 lainnya sudah selesai dilakukan pemantauan.
"Kemudian jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sampai hari ini berjumlah 330 orang. Sebanyak 168 masih dirawat dan 162 selesai dirawat," kata Anies di Balai Kota, Selasa, 17 Maret 2020.
Menurut Anies, salah satu penyebab meningkatnya jumlah orang dan pasien dalam pengawasan korona lantaran masyarakat Jakarta lebih waspada. Banyak warga yang berkonsultasi ke nomor darurat wabah korona milik DKI guna memastikan kesehatannya.
Baca:
TransJakarta Setop Transaksi Tunai Isi Ulang Uang Elektronik
Anies mengatakan apabila masyarakat merasakan gejala korona bisa berkonsultasi ke nomor darurat 112 atau 119. Jika diagnosis sementara menyebut adanya potensi covid-19, warga akan dijemput untuk diperiksa di rumah sakit. Setelahnya, diklasifikasi apakah masuk kategori ODP atau PDP.
"Jadi sampai hari ini, warga masyarakat yang menghubungi
call center maupun
hotline Pemprov DKI Jakarta berjumlah 7.433," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Pemprov DKI menambah rumah sakit (RS) rujukan provinsi untuk mempercepat pemeriksaan warga yang terindikasi covid-19. Penambahan ini bekerja sama dengan swasta, seperti RS Mayapada, RS Siloam, dan RS Hermina.
Pemprov DKI juga bekerja sama dengan RS milik BUMN yakni RS Pelni untuk menjadi rumah sakit rujukan. RSKD Duren Sawit serta RSUD Tarakan juga jadi rumah sakit rujukan untuk menerima pasien terindikasi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)