Jakarta: Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dinilai tidak mengontrol penyebaran kasus virus korona (covid-19). Hal itu menyebabkan lonjakan kasus tertinggi di Jakarta pada Rabu. 8 Juli 2020.
“Saya rasa Dinas Kesehatan lepas kontrol atau tidak mengontrol,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco saat dihubungi, Kamis, 9 Juli 2020.
Basri mengkritisi penambahan 344 orang positif covid-19 di Jakarta pada Rabu, 8 Juli 2020. Penambahan itu terbanyak selama pandemi korona.
Dia menyebut Dinkes DKI Jakarta mestinya memperkuat koordinasi pengawasan. Misalnya, dengan Dinas Ketenagakerjaan DKI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dinkes DKI mengaku lonjakan kasus akibat warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari luar negeri. Mereka transit dan menjalani isolasi di Jakarta.
(Baca: Penyebab Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak)
Serta, akumulasi satu bulan terakhir yang baru dilaporkan dari salah satu laboratorium rumah sakit sebanyak 36 orang. Sementara itu, penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil contact tracing, maupun active case finding sebanyak 257 orang.
“Apa pun alasannya, ini harus diwaspadai dan tidak dianggap enteng,” tegas anggota komisi E DPRD DKI itu.
Basri meminta pengawasan di DKI diperkuat. Apalagi sejumlah pasar, mal, dan restoran telah kembali dibuka meski dengan protokol kesehatan.
“Restoran dibuka di mana-mana itu kan mesti ada yang mengontrol. (Kasus di) pasar juga banyak gara-gara rapid test,” tutur dia.
Jakarta: Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dinilai tidak mengontrol penyebaran kasus virus korona (covid-19). Hal itu menyebabkan lonjakan kasus tertinggi di Jakarta pada Rabu. 8 Juli 2020.
“Saya rasa Dinas Kesehatan lepas kontrol atau tidak mengontrol,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco saat dihubungi, Kamis, 9 Juli 2020.
Basri mengkritisi penambahan 344 orang positif covid-19 di Jakarta pada Rabu, 8 Juli 2020. Penambahan itu terbanyak selama pandemi korona.
Dia menyebut Dinkes DKI Jakarta mestinya memperkuat koordinasi pengawasan. Misalnya, dengan Dinas Ketenagakerjaan DKI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dinkes DKI mengaku lonjakan kasus akibat warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari luar negeri. Mereka transit dan menjalani isolasi di Jakarta.
(Baca:
Penyebab Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak)
Serta, akumulasi satu bulan terakhir yang baru dilaporkan dari salah satu laboratorium rumah sakit sebanyak 36 orang. Sementara itu, penemuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil
contact tracing, maupun
active case finding sebanyak 257 orang.
“Apa pun alasannya, ini harus diwaspadai dan tidak dianggap enteng,” tegas anggota komisi E DPRD DKI itu.
Basri meminta pengawasan di DKI diperkuat. Apalagi sejumlah pasar, mal, dan restoran telah kembali dibuka meski dengan protokol kesehatan.
“Restoran dibuka di mana-mana itu kan mesti ada yang mengontrol. (Kasus di) pasar juga banyak gara-gara rapid test,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)