medcom.id, Jakarta: Pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan Joko Widodo sebagai Presiden terpilih, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara otomatis akan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Nasib proyek monorel pun disebut-sebut berada di ujung tanduk dengan naiknya jabatan Ahok menjadi gubernur.
Dalam berbagai pemberitaan, Ahok sempat pesimis dengan kemampuan PT Jakarta Monorail (JM) yang merupakan pengembang sekaligus investor pembangunan transportasi massal itu.
Berulang kali Ahok sempat mengatakan pihaknya akan memutuskan kerja sama dengan PT JM. Tapi, jika perusahaan itu tidak mampu memenuhi syarat yang diajukan Pemprov DKI.
"Tergantung desain dan gambarnya. Kalau gambarnya masuk akal ya masuk saja. Pesannya Pak Jokowi, semua moda transportasi harus kita izinkan, asalkan desain, hitugannya masuk akal. Kalau enggak masuk akal, kita akan coret," terangnya saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014).
Ahok mengungkapkan, salah satu hal yang masih belum bisa memuaskan hatinya adalah PT JM belum mampu memastikan kemampuan finansialnya sebesar 30 persen dari nilai proyek pembangunan monorel Rp15 triliun.
"Dia bilang untuk danai proyek itu dari pinjaman sebesar 70 persen. Terus, modal yang 30 persen mana? Kalau 30 persen ternyata menunggu hasil jualan properti milik DKI dulu, ya saya enggak mau. Mendingan saya jualan sendiri saja," terangnya.
Ahok menilai PT JM ingin mendapatkan banyak keuntungan dari properti yang dibangun di atas stasiun. Dari lahan seluas 200 ribu meter persegi, jika disewakan Rp25 juta per tahun, PT JM pun bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp5 triliun dalam setahun.
"Nah, kamu mintanya pengelolaan properti selama 50 tahun. Lha, 10 tahun saja kamu dapat Rp50 triliun. Enak aja. Barang Rp10 triliun, mendingan saya bikin sendiri. Soal PT, saya juga punya banyak BUMD," ketusnya. (Selamat Saragih)
medcom.id, Jakarta: Pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan Joko Widodo sebagai Presiden terpilih, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara otomatis akan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Nasib proyek monorel pun disebut-sebut berada di ujung tanduk dengan naiknya jabatan Ahok menjadi gubernur.
Dalam berbagai pemberitaan, Ahok sempat pesimis dengan kemampuan PT Jakarta Monorail (JM) yang merupakan pengembang sekaligus investor pembangunan transportasi massal itu.
Berulang kali Ahok sempat mengatakan pihaknya akan memutuskan kerja sama dengan PT JM. Tapi, jika perusahaan itu tidak mampu memenuhi syarat yang diajukan Pemprov DKI.
"Tergantung desain dan gambarnya. Kalau gambarnya masuk akal ya masuk saja. Pesannya Pak Jokowi, semua moda transportasi harus kita izinkan, asalkan desain, hitugannya masuk akal. Kalau enggak masuk akal, kita akan coret," terangnya saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014).
Ahok mengungkapkan, salah satu hal yang masih belum bisa memuaskan hatinya adalah PT JM belum mampu memastikan kemampuan finansialnya sebesar 30 persen dari nilai proyek pembangunan monorel Rp15 triliun.
"Dia bilang untuk danai proyek itu dari pinjaman sebesar 70 persen. Terus, modal yang 30 persen mana? Kalau 30 persen ternyata menunggu hasil jualan properti milik DKI dulu, ya saya enggak mau. Mendingan saya jualan sendiri saja," terangnya.
Ahok menilai PT JM ingin mendapatkan banyak keuntungan dari properti yang dibangun di atas stasiun. Dari lahan seluas 200 ribu meter persegi, jika disewakan Rp25 juta per tahun, PT JM pun bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp5 triliun dalam setahun.
"Nah, kamu mintanya pengelolaan properti selama 50 tahun.
Lha, 10 tahun saja kamu dapat Rp50 triliun. Enak aja. Barang Rp10 triliun, mendingan saya bikin sendiri. Soal PT, saya juga punya banyak BUMD," ketusnya. (Selamat Saragih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)