medcom.id, Jakarta: Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Timur mendatangi pabrik es milik PT Eslar Utama (EU). PT Eslar diduga memproduksi es yang mengandung bahan kimia beracun.
Jumat (27/3/2015) staf Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Timur mengecek perusahaan es balok yang terletak di Jalan Rawa Gelam, Cakung, Jakarta Timur, itu. Salah satu yang dicek adalah surat izin usaha milik PT EU.
"Kami akan cek dulu. Baru tahu ada pabrik ini setelah ada kasus yang beredar," kata salah satu staf Sudin Perindustrian dan Energi, SH Manalu, kepada Metrotvnews.com.
"Ini juga instruksi dari wali kota dan kasudin. Sebelumnya kita memang belum mendapatkan surat izin usaha dari perusahaan ini," lanjutnya.
Manalu menjelaskan pihaknya akan mengecek lebih jauh izin pendirian pabrik es tersebut. Saat ini, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur sedang menguji kualitas air untuk memproduksi es balok.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menjelaskan, dugaan es batu beracun produksi PT Eslar diketahui setelah polisi mendapat laporan ada warga Setiabudi yang mengalami keracunan pada 4 Maret lalu.
Setelah diselidiki, diketahui racun tersebut berasal dari es batu yang diminum warga tersebut.
"Warga meminum es dari warung milik R di Setiabudi. Es itu di periksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI, hasilnya es itu tidak layak konsumsi karena terdapat bakteri Coliform dan dapat menyebabkan penyakit, seperti kanker," ujarnya di Mapolres Jakarta Selatan.
Saat ini, pihaknya telah memanggil penanggungjawab pabrik yakni AL dan juga pemilik truk tangki yang biasa mengantarkan air untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan es balok. Keduanya lantas diperiksa di Mapolres Jakarta Selatan.
Dari pengakuan keduanya, terungkap air yang dipakai untuk pembuatan es baru perusahaannya diambil dari sungai yang ada di daerah Kalimalang. Air dari sungai di Kali Malang itu kemudian dicampur dengan bahan kimia untuk dijadikan es.
Mereka menjual es buatannya seharga Rp12 ribu per balok, dan ada juga yang seharga Rp30 ribu per balok. Penjualan es batu setiap harinya ditargetkan sebanyak 2000 buah.
"Jadi, dari hasil keterangan, air bahan baku esnya diambil dari sungai yang ada di Kalimalang, Bekasi. Ditampung lalu diberi bahan kimia seperti kaporit, soda api, tawas, ANP dan anti foam. Es tersebut diproduksi dan didistribusikan ke warung-warung," terang Wahyu.
medcom.id, Jakarta: Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Timur mendatangi pabrik es milik PT Eslar Utama (EU). PT Eslar diduga memproduksi es yang mengandung bahan kimia beracun.
Jumat (27/3/2015) staf Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Timur mengecek perusahaan es balok yang terletak di Jalan Rawa Gelam, Cakung, Jakarta Timur, itu. Salah satu yang dicek adalah surat izin usaha milik PT EU.
"Kami akan cek dulu. Baru tahu ada pabrik ini setelah ada kasus yang beredar," kata salah satu staf Sudin Perindustrian dan Energi, SH Manalu, kepada
Metrotvnews.com.
"Ini juga instruksi dari wali kota dan kasudin. Sebelumnya kita memang belum mendapatkan surat izin usaha dari perusahaan ini," lanjutnya.
Manalu menjelaskan pihaknya akan mengecek lebih jauh izin pendirian pabrik es tersebut. Saat ini, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur sedang menguji kualitas air untuk memproduksi es balok.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menjelaskan, dugaan es batu beracun produksi PT Eslar diketahui setelah polisi mendapat laporan ada warga Setiabudi yang mengalami keracunan pada 4 Maret lalu.
Setelah diselidiki, diketahui racun tersebut berasal dari es batu yang diminum warga tersebut.
"Warga meminum es dari warung milik R di Setiabudi. Es itu di periksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI, hasilnya es itu tidak layak konsumsi karena terdapat bakteri Coliform dan dapat menyebabkan penyakit, seperti kanker," ujarnya di Mapolres Jakarta Selatan.
Saat ini, pihaknya telah memanggil penanggungjawab pabrik yakni AL dan juga pemilik truk tangki yang biasa mengantarkan air untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan es balok. Keduanya lantas diperiksa di Mapolres Jakarta Selatan.
Dari pengakuan keduanya, terungkap air yang dipakai untuk pembuatan es baru perusahaannya diambil dari sungai yang ada di daerah Kalimalang. Air dari sungai di Kali Malang itu kemudian dicampur dengan bahan kimia untuk dijadikan es.
Mereka menjual es buatannya seharga Rp12 ribu per balok, dan ada juga yang seharga Rp30 ribu per balok. Penjualan es batu setiap harinya ditargetkan sebanyak 2000 buah.
"Jadi, dari hasil keterangan, air bahan baku esnya diambil dari sungai yang ada di Kalimalang, Bekasi. Ditampung lalu diberi bahan kimia seperti kaporit, soda api, tawas, ANP dan anti foam. Es tersebut diproduksi dan didistribusikan ke warung-warung," terang Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)