Penjua parsel di Cikini--MI/ROMMY PUJIANTO
Penjua parsel di Cikini--MI/ROMMY PUJIANTO

Penertiban Pedagang Parsel di Cikini Ditunda

18 Juni 2016 12:18
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Kota Jakarta Pusat menunda penertiban pedagang parsel di Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat. Para pedagang masih diperbolehkan berjualan di tempat tersebut, hingga Hari Raya Idul Fitri.
 
Pantauan di lapangan, aparat yang datang ke lokasi hanya melakukan sosialisasi kepada para pedagang, dan mengingatkan mereka untuk tidak mengganggu hak pejalan kaki yang melintas. Para pedagang juga diminta menjaga ketertiban di lokasi, Sabtu (18/6/2016).
 
Camat Menteng Dedi Arif Darsono mengatakan, pembatalan penertiban ini dilakukan untuk memberi kesempatan bagi para pedagang untuk tetap berjualan, karena perayaan idul fitri yang semakin dekat.

Sebelumnya, penertiban di kawasan ini juga sempat ditunda pada Jumat 10 Juni lalu. Penundaan tersebut karena terkendala masalah untuk menghindari adanya perlawanan dari para pedagang. Rencananya para pedagang parsel ini akan direlokasi ke Jalan Penataran, yang tidak jauh dari Jalan Pegangsaan Timur.
 
Penertiban Pedagang Parsel di Cikini Ditunda
Salim,54 (kiri) dan Yanto,33,Penjual keranjang parsel menunggu pembeli di Cikini,Jakarta,Minggu (30/8)--MI/Rommy Pujianto.
 
Keberadaan para pedagang parsel di trotoar kawasan Cikini juga menyita perhatian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Orang nomor satu di Jakarta ini mengatakan pedagang parsel di trotoar kawasan Cikini penyebab kemacetan. Sebab, banyak pengendara memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan.
 
Saat Ramadan, pedagang parsel menyulap trotoar menjadi pasar kaget. Dengan lebar 5 meter, trotoar yang sedianya merupakan tempat pejalan kaki ini, kini hanya disisakan 1 meter. Selebihnya, telah menjadi lahan bagi berdirinya tenda 68 pedagang yang menjajakan parcel dan dekorasi khas lebaran.
 
Para pedagang adalah pedagang musiman. Ada yang sehari-hari berdagang aksesoris di kios lain, ada yang bekerja sebagai tukang ojek, ada pula yang bekerja sebagai supir mikrolet. Namun, ketika bulan Ramadan tiba, mereka semua menjelma menjadi perangkai dan penjaja parcel.
 
Parcel yang dijajakan di sini pun beragam jenis dan warnanya. Ada yang berupa makanan, ada pula yang berisi piring dan cangkir keramik. Harganya tergantung pada jenis dan kualitas barang di dalamnya. ([BREMANA TENAYA).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan