medcom.id, Jakarta: Pengamanan terutama wilayah Jakarta akan diperketat selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Aparat keamanan tidak akan menolerir segala bentuk kerawanan.
"Bila sudah melihat ada gelagat kerawanan, prajurit diminta melakukan pengamanan melalui prosedur yang sudah ada," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memimpin apel gelar pasukan Komando Operasi Pengamanan VVIP KTT OKI 2016, di Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/3/2016).
KTT OKI akan digelar di Jakarta Convention Canter, Jakarta Pusat, 6 dan 7 Maret. Menurut Gatot, penyelenggaraan KTT OKI di Indonesia merupakan kebanggaan bangsa. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dan mempunyai posisi tawar yang tinggi dipandang baik oleh negara lain.
"Tugas pengamanan KTT OKI adalah tugas kehormatan sekaligus kepercayaan yang mengandung misi diplomatik karena manifestasi kontribusi Indonesia yang akan dihadiri kurang lebih 57 (perwakilan) negara Islam," ujar Gatot.
Panglima menyampaikan bahwa konferensi OKI 2016 inisiatif Indonesia. Tugas yang prajurit TNI emban bukan sekadar tugas rutin biasa, tapi tugas sangat penting karena bersentuhan langsung dengan kehormatan citra dan nama Indonesia di mata internasional.
Gatot akan memimpin langsung pengamanan KTT OKI. Sasaran pengamanan KTT OKI adalah mengatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas, unjuk rasa anarkis, kerusuhan, aksi terorisme atau menyalahgunakan senjata api, bom dan bahan peledak.
Lalu, sabotase, penghadangan, penyanderaan, penculikan dan penyekapan, kejahatan konvensional dan transnasional lainnya.
"Jangan sekali-sekali memberi kompromi terhadap setiap gelagat dan indikasi yang mengundang kerawanan. Waspadai secara cermat setiap langkah antisipasi, terutama terhadap indikasi aksi terorisme," ujar Gatot.
Apel pasukan ini dihadiri KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, dan KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna, serta lebih dari 10 ribu tentara. (Antara)
medcom.id, Jakarta: Pengamanan terutama wilayah Jakarta akan diperketat selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Aparat keamanan tidak akan menolerir segala bentuk kerawanan.
"Bila sudah melihat ada gelagat kerawanan, prajurit diminta melakukan pengamanan melalui prosedur yang sudah ada," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat memimpin apel gelar
pasukan Komando Operasi Pengamanan VVIP KTT OKI 2016, di Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/3/2016).
KTT OKI akan digelar di Jakarta Convention Canter, Jakarta Pusat, 6 dan 7 Maret. Menurut Gatot, penyelenggaraan KTT OKI di Indonesia merupakan kebanggaan bangsa. Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dan mempunyai posisi tawar yang tinggi dipandang baik oleh negara lain.
"Tugas pengamanan KTT OKI adalah tugas kehormatan sekaligus kepercayaan yang mengandung misi diplomatik karena manifestasi kontribusi Indonesia yang akan dihadiri kurang lebih 57 (perwakilan) negara Islam," ujar Gatot.
Panglima menyampaikan bahwa konferensi OKI 2016 inisiatif Indonesia. Tugas yang prajurit TNI emban bukan sekadar tugas rutin biasa, tapi tugas sangat penting karena bersentuhan langsung dengan kehormatan citra dan nama Indonesia di mata internasional.
Gatot akan memimpin langsung pengamanan KTT OKI. Sasaran pengamanan KTT OKI adalah mengatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas, unjuk rasa anarkis, kerusuhan, aksi terorisme atau menyalahgunakan senjata api, bom dan bahan peledak.
Lalu, sabotase, penghadangan, penyanderaan, penculikan dan penyekapan, kejahatan konvensional dan transnasional lainnya.
"Jangan sekali-sekali memberi kompromi terhadap setiap gelagat dan indikasi yang mengundang kerawanan. Waspadai secara cermat setiap langkah antisipasi, terutama terhadap indikasi aksi terorisme," ujar Gatot.
Apel pasukan ini dihadiri KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, dan KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna, serta lebih dari 10 ribu tentara. (
Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)