medcom.id, Jakarta: Puluhan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, sudah menempati Rumah Susun Cipinang Besar Selatan (Rusun Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur. Mereka direlokasi lantaran tempat tinggalnya terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Warga Bukit Duri, Titin, 66, mengaku bersyukur bisa menempati fasilitas yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga yang sebelumnya bermukim di pinggiran kali RT 15 RW 10, Bukit Duri itu kini tak perlu lagi membersihkan lumpur dari luapan Kali Ciliwung tiap kali hujan lebat datang.
"Ternyata tempatnya bagus. Kalau saya sendiri tidak ada keluhan. Terpenting tidak lagi kena banjir," kata Titin saat ditemui di Rusun Cibesel, Jakarta Timur, Selasa (5/1/2015).
Pantauan Metrotvnews.com, kini kondisi Rusun Cibesel di Blok D dan E jauh lebih bersih, setelah hampir seluruh unit diisi penghuni.
Titin mengatakan, ia dan tetangganya telah menempati Rusun Cibesel sejak 20 Desember 2015. Kelurahan sudah mengimbau warga agar segera mengambil kunci unit rusun yang disediakan. "Saya sebelum keluar SP (surat peringatan) saya sudah mulai berkemas, duluan pindah," tutur warga yang kini menempati unit Blok D lantai lima nomor 503 ini.
Titin mengaku, ia tak mengetahui pasti alasan warga Bukit Duri lain masih bertahan dan tidak menginginkan relokasi. Ia menilai, Rusun Cibesel jauh lebih baik dari kediamannya terdahulu.
"Mungkin mereka belum lihat lokasinya (Rusun Cibesel). Tempatnya bagus, nyaman, kamarnya ada dua, air, listrik, lengkap semua," ucapnya.
Sementara, warga Bukit Duri lain, Rusman, 50, mengaku senang direlokasi ke Rusun Cibesel. Ia kini menempati lantai dua blok D nomor 202. "Di sini tidak akan kena kebanjiran lagi. Tempatnya juga lebih bersih dan lebih luas," ujar Rusman.
Menurutnya, ia bersedia direlokasi ke Rusun lantaran tak mau terkena gusuran yang menimbulkan kerusuhan seperti di Kampung Pulo. "Kita sudah sepakat tidak mau pakai demo atau apa, aturannya seperti ini diikuti saja daripada ribut," kata warga yang baru dua minggu menempati unit rusun ini.
Rusman mengatakan, ia dan keluarganya juga tak mau ambil risiko bila harus menempati rusun lain yang dijanjikan seperti Rusun Pulo Gebang. Mengingat jarak yang lebih jauh dari tempat dirinya bekerja di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Warga yang sebelumnya bermukim di RT 11 RW 10 Bukit Duri ini juga tak berharap banyak mendapatkan uang pengganti dari pemerintah. Bahkan, ia rela membongkar sendiri agar material rumahnya bisa dijual kembali.
"Saya bongkar sendiri. Rumah saya laku empat juta. Warga lain juga banyak yang seperti itu. Ada yang laku 10 juta. Lumayan daripada diratakan buldozer," ucapnya.
Sementera itu, Petugas Administrasi Rusun Cibesel bernama Desem mengatakan, 58 unit disediakan khusus untuk relokasi warga Bukit Duri. Warga telah mengambil seluruh kunci unit. Namun, hingga hari ini baru 48 kepala keluarga yang telah mengisi unit dan terdaftar.
"Hingga akhir Desember 2015 warga Bukit Duri RW 10 RT 11, 12, dan 15 sudah mulai pindah dan mengisi Rusun. Semua unit di Blok D dan E kuncinya sudah ada di tangan warga," tuturnya.
Warga rusun, kata dia, nantinya akan digratiskan biaya sewa selama tiga bulan. Namun setelah itu warga diwajibkan untuk membayar sesuai dengan lantai yang mereka tinggali.
Ia menjelaskan, lantai satu akan dikenakan biaya Rp 234.000 per bulan, lantai dua Rp 212.000 per bulan, lantai tiga Rp 192.000 per bulan, lantai empat Rp 173.000 per bulan, dan lantai lima Rp 156.000 per bulan.
"Untuk warga Bukit Duri, biaya dikenakan tiga bulan setelah undian yang dilakukan pada 10 Desember 2015. Biaya tersebut, belum termasuk biaya listrik dan air," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Puluhan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, sudah menempati Rumah Susun Cipinang Besar Selatan (Rusun Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur. Mereka direlokasi lantaran tempat tinggalnya terkena proyek normalisasi Kali Ciliwung.
Warga Bukit Duri, Titin, 66, mengaku bersyukur bisa menempati fasilitas yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Warga yang sebelumnya bermukim di pinggiran kali RT 15 RW 10, Bukit Duri itu kini tak perlu lagi membersihkan lumpur dari luapan Kali Ciliwung tiap kali hujan lebat datang.
"Ternyata tempatnya bagus. Kalau saya sendiri tidak ada keluhan. Terpenting tidak lagi kena banjir," kata Titin saat ditemui di Rusun Cibesel, Jakarta Timur, Selasa (5/1/2015).
Pantauan
Metrotvnews.com, kini kondisi Rusun Cibesel di Blok D dan E jauh lebih bersih, setelah hampir seluruh unit diisi penghuni.
Titin mengatakan, ia dan tetangganya telah menempati Rusun Cibesel sejak 20 Desember 2015. Kelurahan sudah mengimbau warga agar segera mengambil kunci unit rusun yang disediakan. "Saya sebelum keluar SP (surat peringatan) saya sudah mulai berkemas, duluan pindah," tutur warga yang kini menempati unit Blok D lantai lima nomor 503 ini.
Titin mengaku, ia tak mengetahui pasti alasan warga Bukit Duri lain masih bertahan dan tidak menginginkan relokasi. Ia menilai, Rusun Cibesel jauh lebih baik dari kediamannya terdahulu.
"Mungkin mereka belum lihat lokasinya (Rusun Cibesel). Tempatnya bagus, nyaman, kamarnya ada dua, air, listrik, lengkap semua," ucapnya.
Sementara, warga Bukit Duri lain, Rusman, 50, mengaku senang direlokasi ke Rusun Cibesel. Ia kini menempati lantai dua blok D nomor 202. "Di sini tidak akan kena kebanjiran lagi. Tempatnya juga lebih bersih dan lebih luas," ujar Rusman.
Menurutnya, ia bersedia direlokasi ke Rusun lantaran tak mau terkena gusuran yang menimbulkan kerusuhan seperti di Kampung Pulo. "Kita sudah sepakat tidak mau pakai demo atau apa, aturannya seperti ini diikuti saja daripada ribut," kata warga yang baru dua minggu menempati unit rusun ini.
Rusman mengatakan, ia dan keluarganya juga tak mau ambil risiko bila harus menempati rusun lain yang dijanjikan seperti Rusun Pulo Gebang. Mengingat jarak yang lebih jauh dari tempat dirinya bekerja di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Warga yang sebelumnya bermukim di RT 11 RW 10 Bukit Duri ini juga tak berharap banyak mendapatkan uang pengganti dari pemerintah. Bahkan, ia rela membongkar sendiri agar material rumahnya bisa dijual kembali.
"Saya bongkar sendiri. Rumah saya laku empat juta. Warga lain juga banyak yang seperti itu. Ada yang laku 10 juta. Lumayan daripada diratakan buldozer," ucapnya.
Sementera itu, Petugas Administrasi Rusun Cibesel bernama Desem mengatakan, 58 unit disediakan khusus untuk relokasi warga Bukit Duri. Warga telah mengambil seluruh kunci unit. Namun, hingga hari ini baru 48 kepala keluarga yang telah mengisi unit dan terdaftar.
"Hingga akhir Desember 2015 warga Bukit Duri RW 10 RT 11, 12, dan 15 sudah mulai pindah dan mengisi Rusun. Semua unit di Blok D dan E kuncinya sudah ada di tangan warga," tuturnya.
Warga rusun, kata dia, nantinya akan digratiskan biaya sewa selama tiga bulan. Namun setelah itu warga diwajibkan untuk membayar sesuai dengan lantai yang mereka tinggali.
Ia menjelaskan, lantai satu akan dikenakan biaya Rp 234.000 per bulan, lantai dua Rp 212.000 per bulan, lantai tiga Rp 192.000 per bulan, lantai empat Rp 173.000 per bulan, dan lantai lima Rp 156.000 per bulan.
"Untuk warga Bukit Duri, biaya dikenakan tiga bulan setelah undian yang dilakukan pada 10 Desember 2015. Biaya tersebut, belum termasuk biaya listrik dan air," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)