Jakarta: Pola penataan kawasan Tanah Abang dengan menjadikan Jalan Jati Baru Raya sebagai lokasi berdagang pedagang kaki lima (PKL) menuai pro dan kontra. Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta publik tak buru-buru menilai keputusannya itu.
"Ini masih terlalu awal. Kita perlu waktu seminggu, sebulan, tiga bulan, enam bulan, untuk evaluasi," kata Sandi saat meninjau kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 26 Desember 2017.
Sandi tak terima kebijakan ini disebut gagal. Butuh data valid untuk menilai sebuah kebijakan. Sandi pun meminta publik bersabar hingga enam bulan untuk melihat hasil kebijakan ini.
"Kemarin belum merasa pas jangan terlalu merasa ini kegagalan. Kita sabar saja. Bentuk kebijakan berbasis data itu akan terlihat 6 bulan sampai 1 tahun hasilnya," kata politikus Gerindra itu.
Penutupan Jalan Jati Baru Raya merupakan konsep penataan jangka pendek. Sandi menyebut, dalam konsep jangka menengah akan dipasang sky bridge yang menghubungkan mobilitas warga di kawasan Tanah Abang.
"Jangka menengah ini kita harus pasang sesuatu," kata Sandi.
Pola penataan kawasan Tanah Abang dilakukan dalam dua tahap, jangka panjang dan jangka pendek. Untuk penataan jangka pendek, Pemprov DKI memberlakukan penutupan satu jalur di Jalan Jati baru menuju Blok G. Jalan tersebut akan digunakan untuk lokasi berjualan PKL.
Di jalan sepanjang 400 meter yang ditutup itu, disiapkan 394 tenda untuk para PKL. Sebanyak 115 tenda diperuntukan buat pedagang kuliner dan 265 tenda untuk dagangan non-kuliner.
Selama penutupan, sisi Jalan Jati Baru tepat didepan pintu keluar Stasiun Tanah Abang akan digunakan sebagai jalur shuttle bus Transjakarta gratis bagi pengguna kereta api yang ingin menuju Blok A Tanah Abang. Disiapkan 10 bus untuk mengangkut calon penumpang.
Jakarta: Pola penataan kawasan Tanah Abang dengan menjadikan Jalan Jati Baru Raya sebagai lokasi berdagang pedagang kaki lima (PKL) menuai pro dan kontra. Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta publik tak buru-buru menilai keputusannya itu.
"Ini masih terlalu awal. Kita perlu waktu seminggu, sebulan, tiga bulan, enam bulan, untuk evaluasi," kata Sandi saat meninjau kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 26 Desember 2017.
Sandi tak terima kebijakan ini disebut gagal. Butuh data valid untuk menilai sebuah kebijakan. Sandi pun meminta publik bersabar hingga enam bulan untuk melihat hasil kebijakan ini.
"Kemarin belum merasa pas jangan terlalu merasa ini kegagalan. Kita sabar saja. Bentuk kebijakan berbasis data itu akan terlihat 6 bulan sampai 1 tahun hasilnya," kata politikus Gerindra itu.
Penutupan Jalan Jati Baru Raya merupakan konsep penataan jangka pendek. Sandi menyebut, dalam konsep jangka menengah akan dipasang
sky bridge yang menghubungkan mobilitas warga di kawasan Tanah Abang.
"Jangka menengah ini kita harus pasang sesuatu," kata Sandi.
Pola penataan kawasan Tanah Abang dilakukan dalam dua tahap, jangka panjang dan jangka pendek. Untuk penataan jangka pendek, Pemprov DKI memberlakukan penutupan satu jalur di Jalan Jati baru menuju Blok G. Jalan tersebut akan digunakan untuk lokasi berjualan PKL.
Di jalan sepanjang 400 meter yang ditutup itu, disiapkan 394 tenda untuk para PKL. Sebanyak 115 tenda diperuntukan buat pedagang kuliner dan 265 tenda untuk dagangan non-kuliner.
Selama penutupan, sisi Jalan Jati Baru tepat didepan pintu keluar Stasiun Tanah Abang akan digunakan sebagai jalur
shuttle bus Transjakarta gratis bagi pengguna kereta api yang ingin menuju Blok A Tanah Abang. Disiapkan 10 bus untuk mengangkut calon penumpang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)