Warga Rusun Bidara Cina Minta Pemerintah Bangun RPTRA
Whisnu Mardiansyah • 14 September 2017 12:27
medcom.id, Jakarta: Warga Rusun Bidara Cina meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA bisa dibangun di bekas bangunan liar yang sudah ditertibkan.
Warga Rusun Bidara Cina, Jannah, menyambut positif penertiban 60 bangunan liar di sekitar rusun. Menurutnya, itu membuat kumuh dan berantakan.
"Dulunya lahan kosong, ada satu orang bangun rumah. Lama-lama jadi hunian," kata penghuni Blok II Rusunami Bidara Cina itu kepada Metrotvnews.com, Kamis 14 September 2017.
Baca: Penertiban Bangunan Liar di Rusunami Bidara Cina Tanpa Perlawanan
Jannah mengatakan, sarana ruang publik dan tempat bermain anak di Rusun Bidara Cina masih minim. Sarana ruang publik yang ada tak memadai untuk menampung jumlah penghuni rusun. Imbasnya, sesama penghuni rusun kerap berebut bermain di ruang publik.
"Saya minta dijadikan RPTRA. Buruan dibangun biar enggak ada yang bangun hunian lagi di sana," kata Nomo penghuni lainnya.
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta menertibkan 331 bangunan liar di sekitar rumah susun sederhana milik (rusunami). Bangun itu tersebar di Tanah Tinggi, Petamburan, Bendungan Hilir II, Karet Tengsin I, Tambora III, dan Bidara Cina.
Baca: Pemilik Bangunan Liar Rusunami Bidara Cina Membongkar Sendiri
Dinas Perumahan akan bertahap menggusur. Penertiban di Rusunami Bidara Cina dilakukan 14 September, Bendungan Hilir II pada 20 September, Tanah Tinggi pada 11 Oktober, Karet Tengsin I pada 18 Oktober. Kemudian, Rusunami Tambora III pada 8 November, serta Petamburan 22 November.
Tercatat ada 47 bangunan liar di sekitar Rusunami Bendungan Hilir II, 60 di Rusunami Bidaracina, 38 di Rusunami Tanah Tinggi, 43 di Rusunami Karet Tengsin I, 58 Rusunami Tambora III, dan 85 di Rusunami Petambura
medcom.id, Jakarta: Warga Rusun Bidara Cina meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA bisa dibangun di bekas bangunan liar yang sudah ditertibkan.
Warga Rusun Bidara Cina, Jannah, menyambut positif penertiban 60 bangunan liar di sekitar rusun. Menurutnya, itu membuat kumuh dan berantakan.
"Dulunya lahan kosong, ada satu orang bangun rumah. Lama-lama jadi hunian," kata penghuni Blok II Rusunami Bidara Cina itu kepada Metrotvnews.com, Kamis 14 September 2017.
Baca: Penertiban Bangunan Liar di Rusunami Bidara Cina Tanpa Perlawanan
Jannah mengatakan, sarana ruang publik dan tempat bermain anak di Rusun Bidara Cina masih minim. Sarana ruang publik yang ada tak memadai untuk menampung jumlah penghuni rusun. Imbasnya, sesama penghuni rusun kerap berebut bermain di ruang publik.
"Saya minta dijadikan RPTRA. Buruan dibangun biar enggak ada yang bangun hunian lagi di sana," kata Nomo penghuni lainnya.
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta menertibkan 331 bangunan liar di sekitar rumah susun sederhana milik (rusunami). Bangun itu tersebar di Tanah Tinggi, Petamburan, Bendungan Hilir II, Karet Tengsin I, Tambora III, dan Bidara Cina.
Baca: Pemilik Bangunan Liar Rusunami Bidara Cina Membongkar Sendiri
Dinas Perumahan akan bertahap menggusur. Penertiban di Rusunami Bidara Cina dilakukan 14 September, Bendungan Hilir II pada 20 September, Tanah Tinggi pada 11 Oktober, Karet Tengsin I pada 18 Oktober. Kemudian, Rusunami Tambora III pada 8 November, serta Petamburan 22 November.
Tercatat ada 47 bangunan liar di sekitar Rusunami Bendungan Hilir II, 60 di Rusunami Bidaracina, 38 di Rusunami Tanah Tinggi, 43 di Rusunami Karet Tengsin I, 58 Rusunami Tambora III, dan 85 di Rusunami Petambura Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)