medcom.id, Jakarta: Hunian milik Ester, warga rusunawa Marunda, Jakarta Utara tak pernah rapi. Tiap hari selalu terlihat kumuh.
Dinding kamarnya ditumbuhi lumut hijau lantaran air selalu merembes ke tembok hunian yang ia cat biru-putih. Dari mana asal air tersebut, Ester juga tak tahu. Rembesan air membuat cat dinding terkelupas di sana-sini.
Pemandangan itu sudah terjadi sekitar tiga tahun lalu, semenjak Ester pindah ke Rusunawa Marunda. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk mencegah rembesan.
"Sudah dicat anti air, sudah disemen putih, tapi tetap saja," tutur Ester kepada Metrotvnews.com, Jakarta Utara, Jumat (20/10/2016).
Dinding hunian milik Ester dengan cat terkelupas. (Foto: MTVN/Nur Azizah)
Tahun sebelumnya, kondisi hunian Ester lebih parah lagi. Kalau hujan, bocor di mana-mana.
"Bahkan, sampai ada genangan sedikit di kamar saya. Enggak tahu air dari mana," ungkap Ester.
Penghuni lainnya, Ati, juga merasakan hal yang sama. Bocor dan rembesan membuat huniannya tampak jorok.
"Tapi yang diperbaiki hanya keramik dan pipa kamar mandi sama pipa pencucian piring. Tembok dalam enggak dicat," tuturnya.
Kondisi rumah Ester yang tampak kumuh. (Foto: MTVN/ Nur Azizah)
Sementara itu, Manuji, penghuni blok A1 berharap perbaikan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari perbaikan pipa hingga pengecatan tembok.
"Seharusnya sekalian sama ngecat tembok. Jangan setengah-setengah," ungkapnya.
Renovasi sudah berjalan sekitar dua bulan terakhir. Menurut salah satu pekerja bangunan, Acuy, perbaikan akan berakhir Desember.
Hampir seluruh blok mempunyai penyakit yang sama, yakni bocor. Perbaikan meliputi blok A6, A3, A4, A7, A9, A10, B1, B2, B3, B4, B5, C1, C2, C3, C4, dan C5. Setiap blok terdiri dari lima lantai dengan kapasitas 100 kamar.
Baca juga: ?Menanti Wajah Baru Rusunawa Marunda
medcom.id, Jakarta: Hunian milik Ester, warga rusunawa Marunda, Jakarta Utara tak pernah rapi. Tiap hari selalu terlihat kumuh.
Dinding kamarnya ditumbuhi lumut hijau lantaran air selalu merembes ke tembok hunian yang ia cat biru-putih. Dari mana asal air tersebut, Ester juga tak tahu. Rembesan air membuat cat dinding terkelupas di sana-sini.
Pemandangan itu sudah terjadi sekitar tiga tahun lalu, semenjak Ester pindah ke Rusunawa Marunda. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk mencegah rembesan.
"Sudah dicat anti air, sudah disemen putih, tapi tetap saja," tutur Ester kepada
Metrotvnews.com, Jakarta Utara, Jumat (20/10/2016).

Dinding hunian milik Ester dengan cat terkelupas. (Foto: MTVN/Nur Azizah)
Tahun sebelumnya, kondisi hunian Ester lebih parah lagi. Kalau hujan, bocor di mana-mana.
"Bahkan, sampai ada genangan sedikit di kamar saya. Enggak tahu air dari mana," ungkap Ester.
Penghuni lainnya, Ati, juga merasakan hal yang sama. Bocor dan rembesan membuat huniannya tampak jorok.
"Tapi yang diperbaiki hanya keramik dan pipa kamar mandi sama pipa pencucian piring. Tembok dalam enggak dicat," tuturnya.

Kondisi rumah Ester yang tampak kumuh. (Foto: MTVN/ Nur Azizah)
Sementara itu, Manuji, penghuni blok A1 berharap perbaikan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari perbaikan pipa hingga pengecatan tembok.
"Seharusnya sekalian sama ngecat tembok. Jangan setengah-setengah," ungkapnya.
Renovasi sudah berjalan sekitar dua bulan terakhir. Menurut salah satu pekerja bangunan, Acuy, perbaikan akan berakhir Desember.
Hampir seluruh blok mempunyai penyakit yang sama, yakni bocor. Perbaikan meliputi blok A6, A3, A4, A7, A9, A10, B1, B2, B3, B4, B5, C1, C2, C3, C4, dan C5. Setiap blok terdiri dari lima lantai dengan kapasitas 100 kamar.
Baca juga: ?Menanti Wajah Baru Rusunawa Marunda Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)