medcom.id, Jakarta: Aseng, 63, salah satu dari 220 pedagang Pasar Ikan Luar Batang yang kiosnya akan diratakan dengan tanah. Aseng tak bisa berbuat apa-apa.
"Saya mau dibongkar enggak pusing. Tapi kok cepat amat. Ini masalah waktu sebenarnya," sesal Aseng saat ditemui di kiosnya, di Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/3/2016).
Aseng dalam sepekan terakhir mendapatkan dua surat. Pertama, ia menerima surat pemberitahuan akan ada penggusuran. Petugas bahkan langsung memberi tanda silang merah di tembok depan kiosnya. Kedua, dia menerima surat peringatan satu (SP1).
"Saya memang tidak punya sertifikat. Tapi, saya sudah jualan di sini sejak 1988," tukas dia.
Seluruh pedagang yang kiosnya akan dibongkar, kata Aseng, diajak berkumpul di Koperasi Pasar Ikan Luar Batang. Di sana, para pedagang mendapatkan sosialisasi dari PD Pasar Jaya.
"Sebenarnya PD Pasar Jaya juga tidak tahu akan ada penggusuran ini awalnya," ucap dia.
Setelah Pemerintah Kota Jakarta Utara melayangkan SP1, PD Pasar Jaya akhirnya mengumpulkan seluruh pedagang dan memberi pengarahan tatap muka. PD Pasar Jaya berjanji merelokasi pedagang ke pasar tradisional terdekat.
"Para pedagang kompak meminta penggusuran dilakukan setelah lebaran," kata dia.
Pria yang tinggal di kawasan Jakarta Barat ini, berharap, ia tidak direlokasi jauh dari tempat asal. Sebab, sehari-hari Aseng adalah pedagang alat pancing dan pernak-perniknya.
"Saya jual ini dekat laut. Enggak cocok jauh dari laut. Pilihan saya, kalau ada relokasi dekat laut, saya lanjut berdagang. Tapi kalau jauh, saya lelang saja dagangan saya," pungkas dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggusur sebanyak 347 kios yang ada di Pasar Ikan Luar Batang. Dari angka itu, yang sehari-hari aktif digunakan untuk berdagang hanya 220 kios. Penggusuran ini bagian dari rencana Revitalisasi Kawasan Wisata Bahari, Pasar Ikan dan Sunda Kelapa.
"Pada dasarnya akan ada adalah pembangunan sheet piles (dinding turap). Karena (sheet piles) yang ada selama ini sudah bolong-bolong dan rapuh. Kami khawatir air laut masuk ke darat," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi di kesempatan terpisah.
medcom.id, Jakarta: Aseng, 63, salah satu dari 220 pedagang Pasar Ikan Luar Batang yang kiosnya akan diratakan dengan tanah. Aseng tak bisa berbuat apa-apa.
"Saya mau dibongkar enggak pusing. Tapi kok cepat amat. Ini masalah waktu sebenarnya," sesal Aseng saat ditemui di kiosnya, di Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (30/3/2016).
Aseng dalam sepekan terakhir mendapatkan dua surat. Pertama, ia menerima surat pemberitahuan akan ada penggusuran. Petugas bahkan langsung memberi tanda silang merah di tembok depan kiosnya. Kedua, dia menerima surat peringatan satu (SP1).
"Saya memang tidak punya sertifikat. Tapi, saya sudah jualan di sini sejak 1988," tukas dia.
Seluruh pedagang yang kiosnya akan dibongkar, kata Aseng, diajak berkumpul di Koperasi Pasar Ikan Luar Batang. Di sana, para pedagang mendapatkan sosialisasi dari PD Pasar Jaya.
"Sebenarnya PD Pasar Jaya juga tidak tahu akan ada penggusuran ini awalnya," ucap dia.
Setelah Pemerintah Kota Jakarta Utara melayangkan SP1, PD Pasar Jaya akhirnya mengumpulkan seluruh pedagang dan memberi pengarahan tatap muka. PD Pasar Jaya berjanji merelokasi pedagang ke pasar tradisional terdekat.
"Para pedagang kompak meminta penggusuran dilakukan setelah lebaran," kata dia.
Pria yang tinggal di kawasan Jakarta Barat ini, berharap, ia tidak direlokasi jauh dari tempat asal. Sebab, sehari-hari Aseng adalah pedagang alat pancing dan pernak-perniknya.
"Saya jual ini dekat laut. Enggak cocok jauh dari laut. Pilihan saya, kalau ada relokasi dekat laut, saya lanjut berdagang. Tapi kalau jauh, saya lelang saja dagangan saya," pungkas dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggusur sebanyak 347 kios yang ada di Pasar Ikan Luar Batang. Dari angka itu, yang sehari-hari aktif digunakan untuk berdagang hanya 220 kios. Penggusuran ini bagian dari rencana Revitalisasi Kawasan Wisata Bahari, Pasar Ikan dan Sunda Kelapa.
"Pada dasarnya akan ada adalah pembangunan sheet piles (dinding turap). Karena (sheet piles) yang ada selama ini sudah bolong-bolong dan rapuh. Kami khawatir air laut masuk ke darat," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi di kesempatan terpisah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)