Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto (memakai kaca mata) saat merayakan peringatan 17 Agustus. ANT/Akbar Nugroho Gumay.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto (memakai kaca mata) saat merayakan peringatan 17 Agustus. ANT/Akbar Nugroho Gumay.

Usung Ahok-Djarot, PDIP Bantah Sistem Kaderisasi Partai Gagal

Achmad Zulfikar Fazli • 25 September 2016 20:19
medcom.id, Jakarta: Tiga calon gubernur yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI bukan berasal dari partai politik. Hal itu membuat sejumlah pihak menganggap partai telah gagal dalam menjalankan sistem kaderisasi.
 
Namun, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto membantah anggapan tersebut. Menurut dia, PDIP selalu menyiapkan kader internal menjadi calon pemimpin. Hal itu dibuktikan dengan dipilihnya Djarot Saiful Hidayat sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.
 
"Beliau berproses dari wali kota dan berhasil selama dua periode di kota Blitar. Kemudian menjadi ketua DPP bidang organisasi, sehingga pengalamannya cukup luas dan akhirnya dipercaya menjadi wakil gubernur. Dan ini proses kaderisasi yang dijalankan partai," kata Hasto di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).

Terkait dengan pengusungan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama yang bukan kader PDIP sebagai calon gubernur, Hasto menyebut hal itu merupakan kelanjutan dari pengusungan PDIP terhadap Joko Widodo dan Ahok dalam Pilkada DKI 2012. Namun, seiring dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden dan Ahok naik menjadi gubernur, Hasto menilai PDIP memiliki tanggung jawab untuk terus mempertahankan kepemimpinan mantan Bupati Belitung Timur itu.
 
Usung Ahok-Djarot, PDIP Bantah Sistem Kaderisasi Partai Gagal
Pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Laboratorium Narkoba BNN. MI/Atet Dwi Pramadia.
 
"Di saat pilihan rakyat memilih pak Jokowi sebagai presiden dan pak Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur, maka secara otomatis ini juga menjadi dukungan dari PDIP. Sehingga kami bertanggung jawab terhadap keberhasilan kedua pasangan tersebut, sebagai pasangan yang diusung PDIP," ujar dia.
 
Hasto justru menilai partai lain yang gagal menjalani kaderisasi sehingga harus mengusung calon dari luar. Menurut dia, PDIP selalu mengedepankan kader untuk menjadi calon kepala daerah. Namun, Hasto sadar, tak mungkin untuk memajukan kadernya sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
 
"Kalau bagi PDIP, kami selalu mencoba untuk mendorong kader dari internal partai yang telah dipersiapkan untuk menjadi cakada (calon kepala daerah). Tapi ketika melihat realitas peta politik belum memungkinkan, ya paling tidak kami dorong sebagai calon wakada (wakil kepala daerah)," kata dia.
 
Seperti diketahui, tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan bertarung dalam Pilkada DKI 2017. Pertama, pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Mereka diusung oleh PDIP, NasDem, Golkar dan Hanura.
 
Kedua, pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Pasangan ini diusung empat partai dari koalisi poros Cikeas, yakni Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
 
Terakhir, pasangan calon Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno. Pasangan ini diusung koalisi Kertanegara yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKS.
 
Ketiganya telah resmi mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta pada 21 September dan 23 September 2016. Kini, mereka tengah menjalani serangkaian tes mulai dari kesehatan, psikolog, serta narkoba yang menjadi salah satu dasar kelolosan mereka menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan