Pengendara dengan arahan juru parkir melakukan transaksi parkir dengan mesin parkir meter di Jalan Sabang, Jakarta. (Foto: Antara/Vitalis Yogi Trisna)
Pengendara dengan arahan juru parkir melakukan transaksi parkir dengan mesin parkir meter di Jalan Sabang, Jakarta. (Foto: Antara/Vitalis Yogi Trisna)

Parkir Meter Lebih Banyak Sumbang Retribusi

Deni Aryanto • 22 Oktober 2014 13:33
medcom.id, Jakarta: Sistem parkir meter di Jalan Sabang, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, membuat jumlah kendaraan parkir semakin berkurang lantaran dirasa tarifnya lebih mahal.
 
Namun di lain sisi, pengelola parkir mengklaim nilai retribusi yang disetor ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta justru mengalami peningkatan.
 
Direktur PT Mata Biru Wahyu Ramadhan selaku pengelola parkir meter Jalan Sabang mengatakan, dalam sehari rata-rata nilai retribusi yang dapat dikumpulkan mencapai Rp6 juta-Rp7 juta. Ia merasa optimistis, perolehannya akan terus meningkat setelah melewati masa uji coba selama tiga bulan ke depan.

"Bisa dibilang setoran ke Pemerintah Daerah sekarang jauh lebih besar. Menurut informasi yang saya dapat, sebelumnya, saat lokasi parkir tersebut dipegang juru parkir liar, jumlah retribusi yang masuk cuma Rp500 ribu per hari," kata Wahyu, Rabu (22/10).
 
Berdasarkan MoU (nota kesepahaman), perhitungan bagi hasil dari penerimaan retribusi parkir meter yakni 70:30. Di mana 70% masuk ke pengelola parkir dari pihak swasta yang digunakan untuk pembiayaan operasional dan gaji karyawan. Sementara, 30% masuk ke kas daerah Pemprov DKI Jakarta.
 
Kendala saat ini, lanjut Wahyu, masyarakat belum terbiasa dengan penerapan sistem parkir meter. Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, koin logam pecahan Rp500 dan Rp1000 yang sebelumnya digunakan untuk menjalankan mesin parkir akan diganti dengan e-card (kartu elektronik).
 
Bentuk kartu parkir yang akan diterbitkan menyerupai fisik kartu anjungan tunai mandiri (ATM) sehingga masyarakat akan lebih mudah mengoperasikan mesin parkir.
"Penggunaan koin seperti sekarang hanya sementara saja, nanti akan dipakai kartu parkir atau e-money," terangnya.
 
Guna memonitor kinerja juru parkir, sejumlah kamera pengawas (CCTV) telah terpasang di dekat mesin parkir. Kamera terkoneksi secara langsung dengan kantor Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta. Tidak hanya pelayanan juru parkir saja yang terawasi, namun juga faktor keamanan lebih terjaga dengan keberadaan sejumlah kamera pengawas tersebut.
 
"Kalau ada jukir (juru parkir) yang nakal pasti akan gampang diketahui dengan adanya CCTV sekarang ini," ucapnya.
 
Menurut Mori, salah satu juru parkir, penurunan jumlah kendaraan parkir sudah mulai dirasakan sejak hari kedua pemberlakuan parkir meter. Pemilik kendaraan kerap mengeluhkan repotnya penggunaan alat parkir dan tarif yang begitu mahal. Tak jarang, pengendara kembali keluar lokasi parkir saat diberitahu harus mengambil tiket terlebih dahulu di mesin.
 
"Kalau sekarang jadi agak sepi. Tempat parkir masih banyak yang kosong," ketusnya.
 
Sebagian besar kendaraan roda empat, saat ini terparkir dalam jangka waktu tidak lama. Rata-rata, maksimum dalam dua jam pemilik kendaraan sudah keluar dari lokasi parkir. Terkait itu, secara keseluruhan Mori mengaku belum dapat memastikan apakah hasil yang didapat lewat parkir meter nilainya lebih sedikit atau justru malah lebih besar ketika lokasi parkir masih berstatus liar saat masih dikelolanya bersama rekan-rekan lain.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan