Pembangunan MRT fase Thamrin-Monas. Foto: Branda Antara
Pembangunan MRT fase Thamrin-Monas. Foto: Branda Antara

Progres Pembangunan MRT Fase Thamrin-Monas Capai 45,5%

Antara • 03 November 2022 05:41
Jakarta: PT MRT Jakarta (Perseroda) menyebutkan progres pembangunan fase Stasiun Thamrin-Monas (fase 2A CP 201) mencapai 45,5 persen. Progres ini yang tercatat hingga per 25 Oktober 2022. 
 
Pembangunan Stasiun Monas sampai saat ini telah memasuki tahap penyelesaian pengecoran pelat dasar di boks stasiun, pengecoran kolom dasar dan lorong tingkat di boks stasiun. Lalu, pengecoran bantalan dinding gardu induk, dan persiapan penggerak utama untuk untuk terowongan dari Stasiun Thamrin sisi utara menuju Stasiun Monas dan arah sebaliknya pada sisi selatan.
 
Terowongan sisi Utara  sendiri telah terpasang 50 ring (75 meter), penggalian menara ventilasi, dan persiapan jalan masuk 1 melalui museum.

"Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyelesaian penggalian boks stasiun, pelat atap, pelat lorong, dan pelat dasar stasiun, serta memulai pengeboran koridor Monas-Thamrin," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Rendi Alhial dilansir dari Antara, Kamis, 3 November 2022.
 
Sementara itu, di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi persiapan pengalihan lalu lintas 1-4 A, pekerjaan blender listrik dan dinding panduan sisi selatan stasiun. Lalu, pembangunan D-Wall sisi selatan stasiun, pemasangan kingpost sisi utara stasiun, jet grouting sisi utara dan selatan stasiun, pekerjaan tunnelling TBM-1 dari sisi selatan Stasiun Thamrin menuju sisi utara Stasiun Bundaran HI (northbound) sepanjang 30,6 meter (16 ring).
 

Baca: Kemenhub Bakal MoU dengan 3 Negara untuk Proyek MRT


Hingga akhir 2022 ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan penyelesaian pekerjaan D-Wall dan tiang boks stasiun, penggalian boks stasiun, pemasangan traffic decking sisi timur station box, dan pengeboran koridor Bundaran HI-Thamrin.
 
Terowongan southbound (arah Lebak Bulus) Stasiun Bundaran HI dan Thamrin sepanjang 562 meter telah tersambung. Begitu pula Stasiun Monas-Thamrin sepanjang 356 meter.
 
Sedangkan, untuk CP 202 (Stasiun Harmoni - Mangga Besar - Sawah Besar) setelah resmi dimulai pada 18 Juli lalu, per 25 Oktober telah mencapai 7,527 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi manajemen rekayasa lalu lintas (traffic diversion) tahap 1.1 yang dimulai sejak 18 Agustus. Lalu, relokasi dan penanaman kembali pohon kompensasi terdampak, pekerjaan archeological test pit, pekerjaan test pit utilitas, dan persiapan pekerjaan halte bus sementara.
 
Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal.
 
"Per 25 Oktober 2022, perkembangannya sudah mencapai 18,9 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok melanjutkan pekerjaan pembuatan D-Wall. Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan pembangunan tiang penyangga sementara (king post), pengangkatan sebagian temuan saluran air kuno Batavia, dan persiapan pekerjaan dinding stasiun (D-Wall)," jelas dia.
 
Sedangkan, pengadaan CP 205 sistem perkeretaapian dan rel (railway systems and trackwork), 206 rolling stock (kereta ratangga), dan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran) masih berjalan sesuai jadwal.
 
Fase 2A MRT Jakarta diketahui akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
 
Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI - Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni - Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027. Fase 2A MRT Jakarta ini dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
 
Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat, masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
 
"Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development)," ucapnya.
 
Ia mengatakan pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik. Sehingga, dapat menunjang daya angkut penumpang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan