Perlintasan KA Rawa Buaya. (Foto: Twitter)
Perlintasan KA Rawa Buaya. (Foto: Twitter)

Kata Warga Soal Penyebab Rentetan Kecelakaan di Perlintasan KA Rawa Buaya

Aedy azeza ulfi • 21 Maret 2015 13:59
medcom.id, Jakarta: Kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api Rawa Buaya, Cengkareng, pada 18 Maret lalu memakan korban jiwa ayah dan anak perempuannya yang berusia tujuh tahun. Kecelakaan disebabkan tidak adanya palang pintu perlintasan di area tersebut.
 
Kecelakaan di perlintasan dekat Stasiun Rawa Buaya memang kerap terjadi terlebih selama dua hari ini juru parkir atau 'Pak Ogah' di perlintasan kereta yang biasa mengatur lalu lintas di perlintasan itu ditangkap polisi.
 
"Itu benar karena palang pintu perlintasan penyebab utamanya, tapi ini sebenarnya gara-gara Pak Ogah yang ditangkap Buser seminggu lalu," ucap Alung, warga Rawa Buaya saat ditemui Metrotvnews.com di sekitar lokasi, Sabtu (21/3/2015).

Pak Ogah yang biasa menjaga perlintasan ini ditangkap karena dianggap mengotori jalanan. "Mereka suka narikin duit, ya paling recehan, tapi mereka niatnya bantuin, buat keamanan juga. Seminggu lalu, buser nangkap mereka karena dianggep ngotorin jalan", jelas Alung.
 
Senada dengan Alung, Tarsiah, penjaga warung kopi dekat perlintasan rel mengatakan, kehadiran juru parkir di perlintasan berniat membantu arus lalin yang cukup padat di sana. "Pak Ogah itu niat bantu, tapi buser baru nangkap sekarang. Mereka diminta bayar denda 400rb per orang, ya kita orang susah, mana punya uang segitu, jadi mereka ditangkap", tuturnya.
 
Menurut Tarsiah, kecelakaan yang merenggut korban jiwa ini mulai terjadi seminggu belakangan ini karena Pak Ogah tidak lagi menjaga perlintasan kereta. "Kecelakaan ya baru sering setelah Pak Ogah tidak ada lagi. Seminggu ini sudah kejadian dua kali kecelakaan, pertama kecelakaan mobil hari Selasa dan kecelakaan motor Rabunya", tambahnya.
 
Perlintasan kereta api di Rawa Buaya sangat membahayakan karena tidak memiliki palang pintu dan pos penjagaan. PT Kereta Api Indonesia pun memutuskan untuk menutup pintu perlintasan itu. Namun, warga sekitar menilak dengan alasan jarak untuk memutar arah menuju Kalideres jauh. Warga meminta PT KAI untuk tetap membuka pintu perlintasan namun dilengkapi palang dan pos penjaga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan