Jakarta: Robohnya mezanin gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) diduga akibat adanya gagal konstruksi. Diduga ada satu bagian konstruksi yang gagal sehingga berdampak pada bagian lain.
Pakar rekayasa konstruksi Insititut Teknologi Bandung (ITB), Muslinang Moestopo mengatakan, dirinya belum mendapat informasi terkait stuktrur mezanin lantai 1 tower 2 gedung BEI itu.
Namun, ia menduga ada satu bagian konstruksi yang gagal sehingga menyebabkan bagian lainnya ikut gagal.
"Itu ada yang failed ya. Tapi, perlu dilihat dulu bagian mana yang failed. Karena satu bagian yang failed itu bisa menyebabkan bagian-bagian berikutnya ikut failed," kata Muslinang kepda Medcom.id, Selasa, 16 Januari 2018.
Ia menjelaskan, banyak kemungkinan yang bisa menjadi penyebab gagalnya bagian konstruksi. Di antaranya, kesalahan konstruksi saat proses pembangunan atau saat pemeliharaan yang dilakukan pengelola gedung.
Baca: Polisi Tunggu Hasil Labfor
Muslinang menjelaskan, jenis pemeliharaan bisa bermacam-macam. Kegagalan pada setiap jenis konstruksi pun bisa berbeda-beda.
"Sebagai gambaran, mungkin ada baut yang kendor, kalau ada kondisi kelebihan beban, atau terjadinya pengkaratan," jelas Muslinang.
Ia menegaskan, kondisi paling kritis yang seharusnya menjadi perhatian pengelola adalah konstruksi baja. Dalam pengawasan berkala, hal yang perlu diperhatikan yakni daerah sambungan.
"Daerah sambungan harus diperhatikan untuk konstruksi baja, kemungkinan terjadi korosi," ujar Muslinang.
Ia mengatakan, investigasi penyebab runtuhnya mezanin dapat ditelisik dari bagian-bagian sisa mezanin.
"Pas analisis, daerah mana yang pertama diduga gagal, maka bisa kita liat berikutnya apa penyebab keruntuhan," kata Muslinang.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNnJej2N" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Robohnya mezanin gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) diduga akibat adanya gagal konstruksi. Diduga ada satu bagian konstruksi yang gagal sehingga berdampak pada bagian lain.
Pakar rekayasa konstruksi Insititut Teknologi Bandung (ITB), Muslinang Moestopo mengatakan, dirinya belum mendapat informasi terkait stuktrur mezanin lantai 1 tower 2 gedung BEI itu.
Namun, ia menduga ada satu bagian konstruksi yang gagal sehingga menyebabkan bagian lainnya ikut gagal.
"Itu ada yang
failed ya. Tapi, perlu dilihat dulu bagian mana yang
failed. Karena satu bagian yang
failed itu bisa menyebabkan bagian-bagian berikutnya ikut
failed," kata Muslinang kepda
Medcom.id, Selasa, 16 Januari 2018.
Ia menjelaskan, banyak kemungkinan yang bisa menjadi penyebab gagalnya bagian konstruksi. Di antaranya, kesalahan konstruksi saat proses pembangunan atau saat pemeliharaan yang dilakukan pengelola gedung.
Baca: Polisi Tunggu Hasil Labfor
Muslinang menjelaskan, jenis pemeliharaan bisa bermacam-macam. Kegagalan pada setiap jenis konstruksi pun bisa berbeda-beda.
"Sebagai gambaran, mungkin ada baut yang kendor, kalau ada kondisi kelebihan beban, atau terjadinya pengkaratan," jelas Muslinang.
Ia menegaskan, kondisi paling kritis yang seharusnya menjadi perhatian pengelola adalah konstruksi baja. Dalam pengawasan berkala, hal yang perlu diperhatikan yakni daerah sambungan.
"Daerah sambungan harus diperhatikan untuk konstruksi baja, kemungkinan terjadi korosi," ujar Muslinang.
Ia mengatakan, investigasi penyebab runtuhnya mezanin dapat ditelisik dari bagian-bagian sisa mezanin.
"Pas analisis, daerah mana yang pertama diduga gagal, maka bisa kita liat berikutnya apa penyebab keruntuhan," kata Muslinang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)