medcom.id, Tangerang: Teknik overloading atau memberi beban berat di puncak Gedung Bank Panin di Bintaro Sektor 7, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, mulai membuahkan hasil. Bangunan setengah jadi itu mulai roboh sebagian setelah diberi beban karung berisi pasir seberat 300 ton.
Namun, bangunan yang roboh baru gedung pendamping yang berdiri di bagian kiri gedung utama. Gedung utama atau bagian mahkotanya masih kukuh berdiri seolah tak terpengaruh oleh robohnya gedung yang menempel dengan gedung utama.
"Ini semua gara-gara salah perencanaan dari awal. Awalnya proyek perobohan diberi ke pemborong besi tua. Semua besi dipereteli, sampai besi pengait konstruksi juga dipereteli. Alhasil, pengait rangka antargedung hilang. Jika pengait itu masih ada, begitu satu gedung roboh, gedung sebelahnya juga ikut roboh," kata Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Adang Surahman.
Adang menuturkan, teknik perobohan yang asal-asalan itu berdampak pada sulitnya merobohkan gedung utama, gedung 17 lantai setinggi 86 meter.
Disebut asal-asalan karena pemborong yang mengerjakannya tak punya ilmu konstruksi bangunan sama sekali. Pemborong hanya memereteli bangunan demi kepentingan pribadi, mengambil besi dan material bangunan yang ada untuk kemudian dijual kembali.
"Besi-besinya sudah hilang semua, dipereteli pemborong. Kalau saja pengait rangka masih utuh, satu roboh pasti yang lain ikut roboh juga," terang Adang.
Lantaran pembongkaran sembarangan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan membentuk tim ahli untuk membuat kajian sekaligus mengawasi pelaksanaan pembongkaran oleh kontraktor. Diberi target waktu pembongkaran selama 90 hari hingga proses pembersihan puing bangunan selesai.
Khusus pembongkaran bangunan gedung, sambung Adang, di Indonesia belum ada perusahaan yang memiliki izin resmi. Sejauh ini, jasa konstruksi hanya fokus pada perencanaan dan pembangunan.
"Mungkin dahulu belum ada yang berpikir sampai pembongkaran. Untuk pembongkaran gedung, baru dari luar negeri. Padahal sekarang banyak gedung yang sudah tua. Ini bisa dikatakan menjadi peluang insinyur kita. Tinggal tingkatkan kualitas dan kuantitas saja," ungkap Adang.
Berlangsung Lancar
Gedung Bank Panin yang mangkrak pembangunannya selama 21 tahun itu akhirnya roboh sebagian pada Kamis dini hari 20 Oktober.
Sebelum robohnya bangunan, PT Wahana Infonusa, kontraktor perobohan gedung, sudah memberlakukan siaga satu. Bersamaan dengan robohnya sebagian bangunan, petugas Pemadam Kebakaran Kota Tangerang Selatan yang telah siaga di lokasi langsung bergerak menyemprotkan air ke area perobohan guna mengantisipasi dampak dari kepulan debu.
Manajer Proyek PT Wahana Infonusa, Ary Yudhanto, mengatakan robohnya sisi kiri bangunan berlantai 18 itu pukul 02.15 WIB. Robohnya bangunan terjadi pada saat beban mencapai 300 ton.
Sebelumnya, tim ahli pembongkaran bersama perusahaan kontraktor memprediksi gedung akan roboh total setelah diberi beban seberat 100-150 ton.
Selain terus ditambah beban, konstruksi bangunan juga sudah diberi cairan kimia khusus. Pihak pelaksana perobohan meminta aparat yang diikutsertakan sebagai petugas keamanan dapat melakukan pengamanan maksimal di sekitar area bangunan di RT 002/RW 01, Pondok Jaya.
Dengan pertimbangan bangunan sewaktu-waktu dapat runtuh, pelaksana juga memutuskan perlunya persiapan pembebanan dinamis. Langkahnya berupa penarikan crown core dan penjatuhan wrecking ball atau bola beton besar.
"Pembebanan lanjutan dapat dilakukan dengan cara overload pada taraf beban tertentu tanpa perlu dilakukan pembebanan dinamis," pungkasnya.
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en"><p lang="in" dir="ltr">Terkini dari proses peruntuhan gedung Panin Bank Bintaro. Asli ambrol lagi! <a href="https://t.co/njfANPqsFR">https://t.co/njfANPqsFR</a></p>— sunarto (@atosastro) <a href="https://twitter.com/atosastro/status/791942143803662338">October 28, 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
medcom.id, Tangerang: Teknik
overloading atau memberi beban berat di puncak Gedung Bank Panin di Bintaro Sektor 7, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, mulai membuahkan hasil. Bangunan setengah jadi itu mulai roboh sebagian setelah diberi beban karung berisi pasir seberat 300 ton.
Namun, bangunan yang roboh baru gedung pendamping yang berdiri di bagian kiri gedung utama. Gedung utama atau bagian mahkotanya masih kukuh berdiri seolah tak terpengaruh oleh robohnya gedung yang menempel dengan gedung utama.
"Ini semua gara-gara salah perencanaan dari awal. Awalnya proyek perobohan diberi ke pemborong besi tua. Semua besi dipereteli, sampai besi pengait konstruksi juga dipereteli. Alhasil, pengait rangka antargedung hilang. Jika pengait itu masih ada, begitu satu gedung roboh, gedung sebelahnya juga ikut roboh," kata Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Adang Surahman.
Adang menuturkan, teknik perobohan yang asal-asalan itu berdampak pada sulitnya merobohkan gedung utama, gedung 17 lantai setinggi 86 meter.
Disebut asal-asalan karena pemborong yang mengerjakannya tak punya ilmu konstruksi bangunan sama sekali. Pemborong hanya memereteli bangunan demi kepentingan pribadi, mengambil besi dan material bangunan yang ada untuk kemudian dijual kembali.
"Besi-besinya sudah hilang semua, dipereteli pemborong. Kalau saja pengait rangka masih utuh, satu roboh pasti yang lain ikut roboh juga," terang Adang.
Lantaran pembongkaran sembarangan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan membentuk tim ahli untuk membuat kajian sekaligus mengawasi pelaksanaan pembongkaran oleh kontraktor. Diberi target waktu pembongkaran selama 90 hari hingga proses pembersihan puing bangunan selesai.
Khusus pembongkaran bangunan gedung, sambung Adang, di Indonesia belum ada perusahaan yang memiliki izin resmi. Sejauh ini, jasa konstruksi hanya fokus pada perencanaan dan pembangunan.
"Mungkin dahulu belum ada yang berpikir sampai pembongkaran. Untuk pembongkaran gedung, baru dari luar negeri. Padahal sekarang banyak gedung yang sudah tua. Ini bisa dikatakan menjadi peluang insinyur kita. Tinggal tingkatkan kualitas dan kuantitas saja," ungkap Adang.
Berlangsung Lancar
Gedung Bank Panin yang mangkrak pembangunannya selama 21 tahun itu akhirnya roboh sebagian pada Kamis dini hari 20 Oktober.
Sebelum robohnya bangunan, PT Wahana Infonusa, kontraktor perobohan gedung, sudah memberlakukan siaga satu. Bersamaan dengan robohnya sebagian bangunan, petugas Pemadam Kebakaran Kota Tangerang Selatan yang telah siaga di lokasi langsung bergerak menyemprotkan air ke area perobohan guna mengantisipasi dampak dari kepulan debu.
Manajer Proyek PT Wahana Infonusa, Ary Yudhanto, mengatakan robohnya sisi kiri bangunan berlantai 18 itu pukul 02.15 WIB. Robohnya bangunan terjadi pada saat beban mencapai 300 ton.
Sebelumnya, tim ahli pembongkaran bersama perusahaan kontraktor memprediksi gedung akan roboh total setelah diberi beban seberat 100-150 ton.
Selain terus ditambah beban, konstruksi bangunan juga sudah diberi cairan kimia khusus. Pihak pelaksana perobohan meminta aparat yang diikutsertakan sebagai petugas keamanan dapat melakukan pengamanan maksimal di sekitar area bangunan di RT 002/RW 01, Pondok Jaya.
Dengan pertimbangan bangunan sewaktu-waktu dapat runtuh, pelaksana juga memutuskan perlunya persiapan pembebanan dinamis. Langkahnya berupa penarikan crown core dan penjatuhan wrecking ball atau bola beton besar.
"Pembebanan lanjutan dapat dilakukan dengan cara
overload pada taraf beban tertentu tanpa perlu dilakukan pembebanan dinamis," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)