Jakarta: PT Adhi Karya tidak bisa berspekulasi terkait ketahanan struktur Light Rapid Trans (LRT) dalam menghadapi potensi gempa megathrust yang mengancam Jakarta. Namun, pembangunan LRT merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
"Menurut pendapat BMKG (Badan, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) sampai saat ini kita belum mampu memastikan kapan gempa megathrust Magnitudo 8,7 benar-benar terjadi, , dimana, dan berapa kekuatannya," kata Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto kepada Medcom.id, Jumat, 25 Mei 2018.
Ia menyebut gempa itu merupakan ketidakpastian, sebab belum ada yang bisa memprediksi secara tepat. Alih-alih memberi jaminan atas proyek LRT, Harto memilih membeberkan proses mitigasi proyek itu.
"Maka dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat," imbuhnya.
Baca: BMKG Sulit Mengetahui Gempa Megathrust di Jakarta
Strategi Harto yakni menyiapkan langkah konkret pembangunan yang mengacu standar yang berlaku. Ada SNI terkait gempa, yang diterapkan dalam proyek LRT. Desain struktur LRT, kata Harto, sudah memperhitungkan sampai kala ulang 1000 tahun.
"Ini sesuai dengan SNI gempa terbaru. Artinya, struktur LRT masih aman ketika gempa frequent terjadi," kata Harto.
Harto yakin pihaknya telah melaksanakan rekomendasi terkait ancaman gempa dengan optimal. Sebab menurut Harto, semua ruas bidang LRT dibangun dengan perhitungan matang. Sesuai SNI gempa terbaru.
"Hal ini dibuktikan dalam perencanaan (Detail Engineering Design) selalu mengacu pada standar tersebut," tandas Harto.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNx3EzxK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: PT Adhi Karya tidak bisa berspekulasi terkait ketahanan struktur Light Rapid Trans (LRT) dalam menghadapi potensi gempa megathrust yang mengancam Jakarta. Namun, pembangunan LRT merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
"Menurut pendapat BMKG (Badan, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) sampai saat ini kita belum mampu memastikan kapan gempa megathrust Magnitudo 8,7 benar-benar terjadi, , dimana, dan berapa kekuatannya," kata Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto kepada
Medcom.id, Jumat, 25 Mei 2018.
Ia menyebut gempa itu merupakan ketidakpastian, sebab belum ada yang bisa memprediksi secara tepat. Alih-alih memberi jaminan atas proyek LRT, Harto memilih membeberkan proses mitigasi proyek itu.
"Maka dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat," imbuhnya.
Baca: BMKG Sulit Mengetahui Gempa Megathrust di Jakarta
Strategi Harto yakni menyiapkan langkah konkret pembangunan yang mengacu standar yang berlaku. Ada SNI terkait gempa, yang diterapkan dalam proyek LRT. Desain struktur LRT, kata Harto, sudah memperhitungkan sampai kala ulang 1000 tahun.
"Ini sesuai dengan SNI gempa terbaru. Artinya, struktur LRT masih aman ketika gempa frequent terjadi," kata Harto.
Harto yakin pihaknya telah melaksanakan rekomendasi terkait ancaman gempa dengan optimal. Sebab menurut Harto, semua ruas bidang LRT dibangun dengan perhitungan matang. Sesuai SNI gempa terbaru.
"Hal ini dibuktikan dalam perencanaan (Detail Engineering Design) selalu mengacu pada standar tersebut," tandas Harto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
