3.581 Aduan Pelanggaran Hak Anak Sepanjang 2016

medcom.id, Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 3.581 Aduan pelanggaran hak anak sepanjang 2016. Aduan tertinggi yakni anak berhadapan dengan hukum sebanyak 1.002 kasus. "Tahun 2016, deretan kasus pelanggaran terhadap anak terus terjadi dengan berbagai pola dan bentuknya," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh di kantornya, Jalan Teku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016) Catatan KPAI, 702 kasus diadukan terkait keluarga dan pengasuhan alternatif. Kemudian, 414 kasus terkait pornografi dan cyber crime. Sementara itu, pelanggaran anak dalam pendidikan berjumlah 328 kasus. "Terjadi pergeseran dominasi kasus, kasus cyber crime menempati urutan ke tiga kemudian disusul kasus pendidikan," kata dia. Baca: KPAI Klaim Kasus Kekerasan pada Anak Meningkat Menurut Asrorun, adanya pergeseran ini menunjukkan bahwa advokasi secara masif telah dilakukan oleh KPAI terhadap pemerintah, pemerintah daerah, organisasi profesi pendidik, satuan pendidikan dan madrasah. Hasil positif juga telah terwujud. "Namun sisi lain, kejahatan pornografi dan cyber yang menjadikan anak sebagai korban dan pelaku, saat ini semakin serius sehingga memerlukan komitmen negara untuk memberikan proteksi secara optimal," ujarnya. Catatan evaluasi Ribuan kasus yang masih terjadi sepanjang 2016 sejatinya tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Kontribusi dari berbagai faktor saling memperkuat beberapa kasus kemudian terulang kembali. "Dari sisi proteksi negara, upaya perlindungan anak di Indonesia masih sangat lemah," kata Asrorun. Dia bilang, anak Indonesia sangat mudah mengakses konten pornografi, permainan anak bermuatan judi, kekerasan dan sadisme. Hal ini memungkinkan anak terpapar konten negatif dan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. "Termasuk mempengaruhi pembentukan karakter, value of life dan perilaku anak yang akan terbawa hingga saat dewasa kelak," ucapnya.