Warga menunggu Metromini di Terminal Blok M, Jakarta, Senin 21 Desember 2015. Antara Foto/M. Agung Rajasa
Warga menunggu Metromini di Terminal Blok M, Jakarta, Senin 21 Desember 2015. Antara Foto/M. Agung Rajasa

Sopir Metromini Ngambek, Begini Keluh Kesah Warga

Nur Azizah • 21 Desember 2015 15:42
medcom.id, Jakarta: Tanti Amalia, 35, gusar di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Berulang kali ia melihat ke arah pintu masuk Terminal Blok M, namun yang ditunggu tak kunjung datang.
 
Tanti menunggu bus Metromini tujuan Blok M-Pasar Minggu. Sudah lebih dari 30 menit, Tanti dan dua anaknya berdiri di Terminal Blok M.
 
Lelah itu sudah pasti. Apalagi ia bersama anaknya yang masih berusia sekitar empat dan tujuh tahun. "Kalau tidak ada Metromini itu ribet," kata dia kepada Metrotvnews.com, Senin (21/12/2015).

Perempuan berambut panjang ini sangat merasakan dampak aksi mogok operasional sopir Metromini. Ia memikirkan anaknya yang sudah kelelahan menunggu, apalagi di Terminal Blok M tidak ada tempat duduk.
 
Kirana, warga Cileduk, menyesalkan aksi sopir Metromini. Ia mengaku tidak tahu bahwa sopir Metromini di Terminal Blok hari ini tidak beroperasi.
 
Saat turun dari bus Transjakarta, Kirana melihat aktivitas di Terminal Blok M tak seperti biasanya. "Sudah menunggu lama tapi Metromini enggak datang-datang," ujar dia.
 
Yati, 43, pedagang asongan, juga merasakan kesulitan tiga hari terakhir lantaran tidak bisa berjualan di Metromini. Pendapatannya menurun drastis sejak Sabtu 19 Desember.
 
Biasanya, ia mendapat pemasukan sebanyak Rp1 juta dalam sepekan. "Gara-gara pada mogok saya tidak bisa jualan," ketus Yati sambil menenteng barang dagangan.
 
Monalis, 26, terlambat tiba di tempat bekerja di Radio Dalam karena Metromini tujuan Blok M-Lebak Bulus tak kunjung datang. Ia sudah menunggu selama satu jam.
 
"Saya tidak tahu ada mogok sopir Metromini. Mau pesan ojek online dari tadi bermasalah terus," Mona mengeluh.
 
Priyanto, 19, yang ingin menuju Pondok Labu, juga mengaku tidak tahu sopir Metromoni mogok kerja. Ia tiba di Terminal Blok M pukul 07.00 WIB, hingga 30 menit berlalu Metromini tak juga datang.
 
Dia berharap Pemerintah DKI merespons aksi sopir Metromini dengan menyediakan angkutan umum alternatif.
 
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menggalakkan razia setelah Metromini tertabrak kereta api karena menerobos perlintasan di Angke, Jakarta Barat. Sebanyak 18 orang penumpang meninggal dunia.
 
Kemudian, Metromini menabrak ibu dan anak di Kembangan, Jakarta Barat, pekan lalu. Sang ibu terluka, sementara anaknya meninggal seketika. Rem bus tersebut diduga tidak berfungsi baik.
 
Dinas Perhubungan telah mengandangkan 217 Metromini tidak layak jalan di pool Rawa Buaya, Jakarta Barat. Kebijakan itu mendapat protes dari para sopir Metromini.
 
Pemerintah DKI menyiapkan bus sekolah untuk mengangkut penumpang di Terminal Blok M. Jumlah bus sekolah yang saat ini sudah siaga di Terminal Blok ada 11 unit.
 
"Jika kurang kami akan koordinasi dengan perusahaan otobus terdekat, apakah mereka punya cadangan bus untuk dikerahkan," kata Kepala UPT Terminal Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta AB Nahor.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan