Jakarta: Peneliti Populi Center Jefrie Ardiansyah menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan politisasi banjir untuk menaikkan elektabilitas. Anies tak pernah memberikan langkah rasional dalam pengendalian banjir.
"Dia hanya sibuk menjawab keluhan netizen dan pernyataan yang menurut dia merugikan secara politis. Justru Anies yang mempolitisasi banjir itu," ujar Jefrie seperti dilansir Antara, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Menurut dia, sikap politis Anies terlihat dengan mengunjungi beberapa kawasan terdampak banjir. Dia menyoroti pernyataan-pernyataan Anies saat turun ke lapangan, seperti anak kecil senang saat ada banjir, dan memerintahkan kelurahan berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan pengeras suara.
Anies, kata dia, justru mengabaikan langkah konkret mengatasi banjir. Misalnya, pembuatan situ, waduk, serta penuntasan program naturalisasi sungai.
Jefrie juga menilai Anies enggan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang berseberangan dengan kepentingan di kalanganya. Hal itu semata untuk membangun citranya di masyarakat.
"Anies justru terjebak dalam eksklusivitas populisme. Dia selalu keluarkan statement yang berseberangan dengan pihak yang berseberangan dengannya. Padahal (pemilihan presiden) 2024 masih jauh," pungkas dia.
Banjir menerjang wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu, 1 Januari 2020. Luapan air ini diduga akibat intensitas hujan yang sangat tinggi saat malam pergantian tahun.
Pada Sabtu, 4 Januari 2020, terdapat 12 kecamatan di Jakarta yang terendam banjir. Jakarta Barat menjadi wilayah yang terparah dilanda banjir. Bencana ini juga membuat puluhan ribu warga Jakarta harus mengungsi dan 16 orang meninggal.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4KZ6a20K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Peneliti Populi Center Jefrie Ardiansyah menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan politisasi banjir untuk menaikkan elektabilitas. Anies tak pernah memberikan langkah rasional dalam pengendalian banjir.
"Dia hanya sibuk menjawab keluhan netizen dan pernyataan yang menurut dia merugikan secara politis. Justru Anies yang mempolitisasi banjir itu," ujar Jefrie seperti dilansir
Antara, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2020.
Menurut dia, sikap politis Anies terlihat dengan mengunjungi beberapa kawasan terdampak banjir. Dia menyoroti pernyataan-pernyataan Anies saat turun ke lapangan, seperti anak kecil senang saat ada banjir, dan memerintahkan kelurahan berkeliling memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan pengeras suara.
Anies, kata dia, justru mengabaikan langkah konkret mengatasi
banjir. Misalnya, pembuatan situ, waduk, serta penuntasan program naturalisasi sungai.
Jefrie juga menilai Anies enggan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang berseberangan dengan kepentingan di kalanganya. Hal itu semata untuk membangun citranya di masyarakat.
"Anies justru terjebak dalam eksklusivitas populisme. Dia selalu keluarkan
statement yang berseberangan dengan pihak yang berseberangan dengannya. Padahal (pemilihan presiden) 2024 masih jauh," pungkas dia.
Banjir menerjang wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu, 1 Januari 2020. Luapan air ini diduga akibat intensitas hujan yang sangat tinggi saat malam pergantian tahun.
Pada Sabtu, 4 Januari 2020, terdapat 12 kecamatan di Jakarta yang terendam banjir. Jakarta Barat menjadi wilayah yang terparah dilanda banjir. Bencana ini juga membuat puluhan ribu warga Jakarta harus mengungsi dan 16 orang meninggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
