Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan strategi mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 dampak dari libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Strategi ini untuk menangani penyebaran varian baru covid-19 Omicron.
"Kita pastikan semua persiapan tempat-tempat karantina. Seperti sebelumnya, kita juga menyiapkan rumah sakit, berbagai fasilitasnya, tenaga kesehatan, tempat tidur, ruang ICU, obat-obatan, vitamin," ujar Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) di Balai Kota, Selasa, 21 Desember 2021.
Menurut dia, strategi ini tidak berbeda jauh dengan saat gelombang kedua covid-19 pada Juni hingga Agustus 2021. Kala itu, Pemprov mengalihkan tempat tidur noncovid-19 menjadi tempat tidur isolasi dan ICU untuk pasien infeksi virus korona.
Dengan langkah itu, kapasitas tempat tidur covid-19 meningkat pesat dalam waktu cepat. RS rujukan juga ditambah serta ditingkatkan kapasitasnya dari 50 hingga 75 persen untuk pelayanan covid-19. Bahkan, 13 RSUD beroperasi penuh untuk pelayanan covid-19.
Baca: Positivity Rate Covid-19 Perjalanan Laut dan Darat Lebih Tinggi dari Udara
Pemprov DKI saat itu menetapkan 184 lokasi isolasi dengan total kapasitas 26.134 orang. Hal ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 891 Tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi Isolasi dan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Lokasi Isolasi dalam Rangka Penanganan Covid-19.
Kapasitas testing dan tracing juga ditingkatkan. Hingga saat ini, kapasitas testing di Jakarta sudah sembilan kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada masa puncak gelombang kedua, kapasitas testing di DKI mencapai 25 sampai 30 kali lipat dari standar WHO.
DKI Jakarta juga mempertimbangkan menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal ini dilakukan dengan seizin pemerintah pusat. Ariza optimistis pemerintah pusat terus memantau perkembangan untuk penetapan PPKM.
"Nanti kita laksanakan apa pun yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 terkait dengan Omicron," ungkap Ariza.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan strategi mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 dampak dari libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Strategi ini untuk menangani penyebaran
varian baru covid-19
Omicron.
"Kita pastikan semua persiapan tempat-tempat karantina. Seperti sebelumnya, kita juga menyiapkan rumah sakit, berbagai fasilitasnya, tenaga kesehatan, tempat tidur, ruang ICU, obat-obatan, vitamin," ujar Wakil Gubernur (Wagub)
DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) di Balai Kota, Selasa, 21 Desember 2021.
Menurut dia, strategi ini tidak berbeda jauh dengan saat gelombang kedua covid-19 pada Juni hingga Agustus 2021. Kala itu, Pemprov mengalihkan tempat tidur noncovid-19 menjadi tempat tidur isolasi dan ICU untuk pasien infeksi virus korona.
Dengan langkah itu, kapasitas tempat tidur covid-19 meningkat pesat dalam waktu cepat. RS rujukan juga ditambah serta ditingkatkan kapasitasnya dari 50 hingga 75 persen untuk pelayanan covid-19. Bahkan, 13 RSUD beroperasi penuh untuk pelayanan covid-19.
Baca:
Positivity Rate Covid-19 Perjalanan Laut dan Darat Lebih Tinggi dari Udara
Pemprov DKI saat itu menetapkan 184 lokasi isolasi dengan total kapasitas 26.134 orang. Hal ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 891 Tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi Isolasi dan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Lokasi Isolasi dalam Rangka Penanganan Covid-19.
Kapasitas testing dan
tracing juga ditingkatkan. Hingga saat ini, kapasitas testing di Jakarta sudah sembilan kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada masa puncak gelombang kedua, kapasitas testing di DKI mencapai 25 sampai 30 kali lipat dari standar WHO.
DKI Jakarta juga mempertimbangkan menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal ini dilakukan dengan seizin pemerintah pusat. Ariza optimistis pemerintah pusat terus memantau perkembangan untuk penetapan PPKM.
"Nanti kita laksanakan apa pun yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 terkait dengan Omicron," ungkap Ariza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)