Jakarta: Pembangunan Moda Raya Terpadu (MR) fase II menitikberatkan kepada antisipasi banjir. Sebab, jalur yang meliputi Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Ancol ada di bawah tanah.
"Melalui desain, kita sudah mengakomodir dan memperhitungkan potensi banjir yang akan terjadi," kata Direktur Utama PT. MRT Jakarta William Sabandar di Hutan Kota, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak banjir. Misalnya, pembangunan pintu masuk stasiun dibuat lebih tinggi.
"Jadi tinggi stasiun itu akan kita angkat setinggi hitung-hitungan kita dengan permukaan banjir maksimum yang terjadi di kawasan itu. Jadi nanti akan ada undakan atau naik sebelum masuk," ungkap dia.
Baca: Virus Korona Mengganggu Pembangunan MRT Fase II
PT MRT juga akan membuat wadah penampungan air di sepanjang jalur bawah tanah tersebut. Air yang masuk akan ditampung untuk disalurkan kembali keluar.
Selama pengerjaan proyek, PT MRT akan memastikan kelancaran saluran drainase. Dengan begitu, air tidak menggenangi sekitar kawasan pembangunan.
"Kita perhitungkan semua. Yang paling utama adalah sistem drainase di sekitar proyek itu dijamin supaya tidak mengakibatkan banjir," ujar dia.
Ilustrasi. Antara/Rivan Awal Lingga
William menjelaskan pembangunan fase II terdiri dari 10 stasiun. Sebanyak sembilan stasiun di antaranya berada di bawah tanah. Tempat pemberhentian yang ada di permukaan tanah hanya ada di Ancol Barat.
"Jadi kita akan menyusuri tanah terus. Jadi konstruksinya lebih berat dan waktunya lebih panjang," ujar dia.
Jakarta: Pembangunan Moda Raya Terpadu (MR) fase II menitikberatkan kepada antisipasi banjir. Sebab, jalur yang meliputi Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Ancol ada di bawah tanah.
"Melalui desain, kita sudah mengakomodir dan memperhitungkan potensi banjir yang akan terjadi," kata Direktur Utama PT. MRT Jakarta William Sabandar di Hutan Kota, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk meminimalisasi dampak banjir. Misalnya, pembangunan pintu masuk stasiun dibuat lebih tinggi.
"Jadi tinggi stasiun itu akan kita angkat setinggi hitung-hitungan kita dengan permukaan banjir maksimum yang terjadi di kawasan itu. Jadi nanti akan ada undakan atau naik sebelum masuk," ungkap dia.
Baca:
Virus Korona Mengganggu Pembangunan MRT Fase II
PT MRT juga akan membuat wadah penampungan air di sepanjang jalur bawah tanah tersebut. Air yang masuk akan ditampung untuk disalurkan kembali keluar.
Selama pengerjaan proyek, PT MRT akan memastikan kelancaran saluran drainase. Dengan begitu, air tidak menggenangi sekitar kawasan pembangunan.
"Kita perhitungkan semua. Yang paling utama adalah sistem drainase di sekitar proyek itu dijamin supaya tidak mengakibatkan banjir," ujar dia.
Ilustrasi. Antara/Rivan Awal Lingga
William menjelaskan pembangunan fase II terdiri dari 10 stasiun. Sebanyak sembilan stasiun di antaranya berada di bawah tanah. Tempat pemberhentian yang ada di permukaan tanah hanya ada di Ancol Barat.
"Jadi kita akan menyusuri tanah terus. Jadi konstruksinya lebih berat dan waktunya lebih panjang," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)