PSBB Total Diharap Tak Sekadar Gimik

Jakarta: Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total diharap tak sekadar gimik. Kebijakan yang 'setengah matang diyakini justru membuat penanganan covid-19 di Ibu Kota gagal. "Kebijakan tanggung hanya akan menuai kegagalan,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 September 2020. Gilbert meminta PSBB total bukan versi baru dari PSBB transisi. Sebab, kesehatan dan nyawa warga Jakarta menjadi taruhan. "Pengorbanan masyarakat terlalu besar, khususnya yang patuh dengan protokol kesehatan," ujar Gilbert. Menurut Gilbert, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus mengevaluasi musabab kegagalan PSBB transisi. Kegagalan itu tak boleh terulang saat penerapan PSBB total.     Pemprov DKI didesak rutin mengawasi fasilitas dan tempat umum. Masyarakat harus dipastikan disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Dilarang kumpul-kumpul di gang sempit, pasar, dan transportasi umum harus diawasi serius selama beroperasi,” tutur anggota Komisi B DPRD DKI itu. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memberlakukan PSBB secara ketat tanpa pelonggaran pada Senin, 14 September 2020. Alasannya, kapasitas tempat tidur isolasi pasien virus korona (covid-19) semakin menipis. Baca: Pengusaha Restui Kebijakan Anies Tarik Rem Darurat PSBB   Saat ini terdapat 4.053 tempat tidur isolasi dengan persentase pemakaian sebesar 77 persen. Sedangkan, jumlah tempat tidur ICU sebanyak 528, persentase pemakaian sebesar 83 persen. Data ini diambil dari 67 rumah sakit (RS) rujukan pada Minggu, 6 September 2020.   "Data yang kita miliki, 17 September tempat tidur yang kita miliki akan penuh dan habis itu tak mampu menampung lagi," kata Anies dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu, 9 September 2020.