Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap belum maksimal menanggulangi banjir di DKI. Hal tersebut menyengsarakan masyarakat kecil Jakarta.
“Banjir menambah penderitaan rakyat kecil. Ketika pandemi datang, beban hidup mereka sudah berat. Apalagi ditambah banjir sekarang. Ini yang seharusnya menjadi keprihatinan Gubernur Anies Baswedan,” kata Sekretaris DPW PSI DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina lewat keterangan tertulis, Minggu, 21 Februari 2021.
Elva mengatakan dari pengalamannya turun ke lokasi banjir, kebanyakan rakyat kecil tak punya lantai atas untuk menyelamatkan barang-barang miliknya. Banyak barang yang rusak bahkan hancur akibat terendam.
Baca: 17 RW di DKI Masih Tergenang
"Lebih menyedihkan lagi kalau yang rusak itu adalah barang yang sehari-hari dipakai untuk mencari nafkah. Misalnya gerobak jualan," ucap dia.
Menurut dia, rakyat harus mengeluarkan ongkos demi mengganti barang yang rusak akibat banjir. Anies seharusnya paham betapa masalah banjir merugikan rakyat kecil.
“Jika mengingat hal ini, Gubernur Anies pasti lebih serius berupaya mencegah banjir. Jangan-jangan mereka memang tak pernah mengingat rakyat kecil,” kata dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghapus program normalisasi sungai dan menggantinya dengan naturalisasi. Elva mengaku tak melihat jajaran Pemprov DKI melakukan pengerukan sungai, pembersihan saluran air, dan pengecekan pompa menjelang musim hujan.
“Naturalisasi sungai ini cuma wacana, tidak dikerjakan di lapangan. Akibatnya banjir kian memburuk dan rakyat kecil yang paling tedampak," kata Elva.
Banjir terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada Sabtu, 20 Februari 2021. Ketinggian air bervariasi dari 30 cm sampai tiga meter. Sekitar 1.300 warga harus dievakuasi, bahkan banjir menimbulkan lima korban jiwa.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan dianggap belum maksimal menanggulangi banjir di DKI. Hal tersebut menyengsarakan masyarakat kecil Jakarta.
“Banjir menambah penderitaan rakyat kecil. Ketika pandemi datang, beban hidup mereka sudah berat. Apalagi ditambah banjir sekarang. Ini yang seharusnya menjadi keprihatinan Gubernur Anies Baswedan,” kata Sekretaris DPW PSI
DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina lewat keterangan tertulis, Minggu, 21 Februari 2021.
Elva mengatakan dari pengalamannya turun ke lokasi banjir, kebanyakan rakyat kecil tak punya lantai atas untuk menyelamatkan barang-barang miliknya. Banyak barang yang rusak bahkan hancur akibat terendam.
Baca: 17 RW di DKI Masih Tergenang
"Lebih menyedihkan lagi kalau yang rusak itu adalah barang yang sehari-hari dipakai untuk mencari nafkah. Misalnya gerobak jualan," ucap dia.
Menurut dia, rakyat harus mengeluarkan ongkos demi mengganti barang yang rusak akibat
banjir. Anies seharusnya paham betapa masalah banjir merugikan rakyat kecil.
“Jika mengingat hal ini, Gubernur Anies pasti lebih serius berupaya mencegah banjir. Jangan-jangan mereka memang tak pernah mengingat rakyat kecil,” kata dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta menghapus program normalisasi sungai dan menggantinya dengan naturalisasi. Elva mengaku tak melihat jajaran Pemprov DKI melakukan pengerukan sungai, pembersihan saluran air, dan pengecekan pompa menjelang musim hujan.
“Naturalisasi sungai ini cuma wacana, tidak dikerjakan di lapangan. Akibatnya banjir kian memburuk dan rakyat kecil yang paling tedampak," kata Elva.
Banjir terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada Sabtu, 20 Februari 2021. Ketinggian air bervariasi dari 30 cm sampai tiga meter. Sekitar 1.300 warga harus dievakuasi, bahkan banjir menimbulkan lima korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)