medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta terus mengungkap dan menggali temuan makam fiktif yang ada di Jakarta. Penggalian terus dilakukan sejak Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI diganti.
Pertengahan Juni 2016, Ahok menstafkan Ratna Diah Kurniati dari jabatan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Kemudian Ahok mengangkat mantan Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat Djafar Muchlisin menggantikan Ratna. Pergantian dilakukan karena persoalan makam fiktif di Jakarta tak kunjung usai.
"Kan sudah gali terus dapat, makanya ganti kepala dinas. Kepala dinas yang baru kan terus menggali. kemarin ini laporan ke saya sehari ada dapat 80 makam fiktif," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2016).
Ahok menjelaskan, oknum di pemakaman biasanya memberikan makam fiktif kepada warga yang berani membayar dengan nilai cukup tinggi. "Makam-makam yang di depan itu dikasihin nisan kalau ada yang mau bayar Rp10 juta digali. Kita yang enggak ngerti kan pikirnya penuh," jelas Ahok.
Ahok mengakui keberadaan makam fiktif sulit diawasi. Sebab, sudah banyak oknum PNS yang terlibat. Ia berharap kepala dinas yang baru dapat diandalkan mengatasi persoalan makam fiktif itu.
"Makanya saya cari orang (kepala dinas) enggak usah terlalu pinter deh yang penting rajin, berani, dan punya hati saja, makanya bawahnya enggak berani main," pungkas Ahok.
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta terus mengungkap dan menggali temuan makam fiktif yang ada di Jakarta. Penggalian terus dilakukan sejak Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI diganti.
Pertengahan Juni 2016, Ahok menstafkan Ratna Diah Kurniati dari jabatan Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Kemudian Ahok mengangkat mantan Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat Djafar Muchlisin menggantikan Ratna. Pergantian dilakukan karena persoalan makam fiktif di Jakarta tak kunjung usai.
"Kan sudah gali terus dapat, makanya ganti kepala dinas. Kepala dinas yang baru kan terus menggali. kemarin ini laporan ke saya sehari ada dapat 80 makam fiktif," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2016).
Ahok menjelaskan, oknum di pemakaman biasanya memberikan makam fiktif kepada warga yang berani membayar dengan nilai cukup tinggi. "Makam-makam yang di depan itu dikasihin nisan kalau ada yang mau bayar Rp10 juta digali. Kita yang enggak ngerti kan pikirnya penuh," jelas Ahok.
Ahok mengakui keberadaan makam fiktif sulit diawasi. Sebab, sudah banyak oknum PNS yang terlibat. Ia berharap kepala dinas yang baru dapat diandalkan mengatasi persoalan makam fiktif itu.
"Makanya saya cari orang (kepala dinas) enggak usah terlalu pinter deh yang penting rajin, berani, dan punya hati saja, makanya bawahnya enggak berani main," pungkas Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)