Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah memakai batik) mengalungkan kartu pengenal ke siswa saat acara Pramuka di Pondok Pesantren Darunnajah. Foto: MTVN/Intan Fauzi
Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah memakai batik) mengalungkan kartu pengenal ke siswa saat acara Pramuka di Pondok Pesantren Darunnajah. Foto: MTVN/Intan Fauzi

Djarot: Pondok Pesantren Pendidikan Tertua di Indonesia

Intan fauzi • 09 Agustus 2016 11:57
medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai, pendidikan di pondok pesantren (ponpes) merupakan yang tertua di Indonesia. Hal itu ia sampaikan usai menghadiri pembukaan Perkemahan Khubatul Arsy dan Lomba Prestasi Penggalang Penegak (LPPP) ke-XXVIII di Ponpes Darunnajah, Jalan Ulujami Raya, Jakarta Selatan.
 
Ia menjelaskan, di ponpes murid tak hanya diberikan materi keagamaan, tapi juga diajarkan nilai-nilai cinta tanah air. Sistem pendidikan di ponpes masih bisa mengungguli pendidikan di sekolah-sekolah.
 
"Kemudian jangan dianggap bahwa pendidikan di pondok pesantren kalah dengan pendidikan umum, karena ponpes ini kan sebetulnya pendidikan tertua di Indonesia. Inilah sebetulnya kalau menurut saya boarding school plus-plus," kata Djarot di lokasi, Selasa (9/8/2016).

Ponpes, kata Djarot, menerapkan sistem sekolah asrama (boarding school). Dengan demikian, nilai kemandirian, tolong menolong, dan gotong-royong sudah diajarkan sejak dini. Banyak pula ponpes saat ini menambahkan pendidikan yang berkaitan dengan alam.
 
"Dia bukannya belajar agama saja tetapi juga belajar bercocok tanam, bisa dengan berternak, dan kemudian dia bisa menyiarkan ajaran Islam itu ke lingkungan sekelilingnya. Sehingga menjadi masyarakat yang baik," jelas Djarot.
 
Djarot: Pondok Pesantren Pendidikan Tertua di Indonesia
Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) berpose bersama siswa dan para guru di Pondok Pesantren Darunnajah. Foto: MTVN/Intan Fauzi
 
Apalagi, lanjut Djarot, jika pendidikan di ponpes digabungkan dengan ajaran Pramuka, seperti yang diterapkan oleh Ponpes Darunnajah. Sebab, Pramuka bisa mengantisipasi anak-anak dari terjajahnya teknologi.
 
"Seakan-akan tanpa gadget, tanpa notebook, tanpa televisi itu enggak bisa hidup sehingga mereka kurang bergerak. Jiwa mereka itu diisi dari luar. Nah seperti ini badannya dilatih betul, mereka sehat jiwanya ditegasin untuk nation building," jelas Djarot.
 
Bekas Wali Kota Blitar itu mengaku sangat menyukai nilai-nilai yang diajarkan dalam Pramuka.
 
"Ada budi pekerti di situ, ada tata krama, ada sopan santun, etika diajarkan di sini, dan tidak ada di sini isu yang marak bullying, tidak ada di sini karena tadi saling percaya satu sama yang lain," kata Djarot.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan