medcom.id, Jakarta: Pembangunan jalan layang Tendean-Ciledug sepanjang 9,3 kilometer sudah dimulai. Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan pun mulai melakukan rekayasa jalan untuk menghindari kemacetan parah di sepanjang proyek pembangunan.
Pengendara dari arah Tendean diarahkan melalui Jalan Wijaya 1-Santa-Ciranjang-Jalan Wolter Monginsidi. Sedangkan, untuk arah sebaliknya dari arah Ciledug bisa memalui Jalan Joglo-Swadama-Supeno menuju Jalan Gatot Subroto.
Kasudin Perhubungan Jaksel Priyanto memohon para pengendara untuk maklum dengan kemacetan yang terjadi akibat penyempitan jalan di sepanjang proyek tersebut.
"Maklum adanya saja, karena sebagian dipakai untuk area kerja dan alat berat," katanya seperti dikutip dari situs Pemprov DKI, Sabtu (21/3/2015).
Menurut Priyanto, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pelaksanan proyek dan kepolisian untuk merekayasa jalur yang melewati proyek melalui jalur alternatif. Sudin Perhubungan Jaksel juga sudah meminta pelaksana proyek untuk melakukan sosialisasi dengan spanduk yang dipasang di 30 titik.
"Bagi para pengendara bisa melalui jalan alternatif supaya tidak terjebak kemacetan panjang. Sebelum pengguna masuk jalan Tendean, bisa baca (spanduk) jadi bisa melalui jalur lain," imbuhnya.
Sudin Perhubungan Jakarta Selatan juga menyiapkan ploting 10 personel pada setiap titik, salah satunya di Kebayoran Lama, Taman Puring, Wolter Monginsidi hingga Tendean.
Jalan layang Tendean-Ciledug merupakan jalan layang terpanjang yang dibuat Pemprov DKI. Jalur sepanjang 9,3 kilometer tersebut digunakan khusus untuk Transjakarta koridor 13. Pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2016.
Pembangunan tersebut terdiri dari delapan paket, yakni paket jalan Kebayoran Lama, paket Kapten Tendean, paket Santa, paket Trunojoyo, paket Taman Puring, paket Seskoal, paket Kostrad, dan paket Adam Malik. Seluruh paket dibangun di daerah yang padat sehingga kemacetan di daerah itu dipastikan akan semakin memanjang.
medcom.id, Jakarta: Pembangunan jalan layang Tendean-Ciledug sepanjang 9,3 kilometer sudah dimulai. Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan pun mulai melakukan rekayasa jalan untuk menghindari kemacetan parah di sepanjang proyek pembangunan.
Pengendara dari arah Tendean diarahkan melalui Jalan Wijaya 1-Santa-Ciranjang-Jalan Wolter Monginsidi. Sedangkan, untuk arah sebaliknya dari arah Ciledug bisa memalui Jalan Joglo-Swadama-Supeno menuju Jalan Gatot Subroto.
Kasudin Perhubungan Jaksel Priyanto memohon para pengendara untuk maklum dengan kemacetan yang terjadi akibat penyempitan jalan di sepanjang proyek tersebut.
"Maklum adanya saja, karena sebagian dipakai untuk area kerja dan alat berat," katanya seperti dikutip dari situs Pemprov DKI, Sabtu (21/3/2015).
Menurut Priyanto, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pelaksanan proyek dan kepolisian untuk merekayasa jalur yang melewati proyek melalui jalur alternatif. Sudin Perhubungan Jaksel juga sudah meminta pelaksana proyek untuk melakukan sosialisasi dengan spanduk yang dipasang di 30 titik.
"Bagi para pengendara bisa melalui jalan alternatif supaya tidak terjebak kemacetan panjang. Sebelum pengguna masuk jalan Tendean, bisa baca (spanduk) jadi bisa melalui jalur lain," imbuhnya.
Sudin Perhubungan Jakarta Selatan juga menyiapkan ploting 10 personel pada setiap titik, salah satunya di Kebayoran Lama, Taman Puring, Wolter Monginsidi hingga Tendean.
Jalan layang Tendean-Ciledug merupakan jalan layang terpanjang yang dibuat Pemprov DKI. Jalur sepanjang 9,3 kilometer tersebut digunakan khusus untuk Transjakarta koridor 13. Pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2016.
Pembangunan tersebut terdiri dari delapan paket, yakni paket jalan Kebayoran Lama, paket Kapten Tendean, paket Santa, paket Trunojoyo, paket Taman Puring, paket Seskoal, paket Kostrad, dan paket Adam Malik. Seluruh paket dibangun di daerah yang padat sehingga kemacetan di daerah itu dipastikan akan semakin memanjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)