Jakarta: Unit Pelaksana (UP) Taman Margasatwa Ragunan berencana melakukan penataan tata letak satwa. Pengelola ingin mengatur tata letak dengan membagi zonasi satwa berdasarkan kriteria tertentu.
Saat ini belum ada pembagian zonasi tertentu di Ragunan. Baru ada penataan tahap awal yakni zonasi unggas. Selain itu, ada zonasi khusus primata yakni Pusat Primata Schmutzer yang berdiri sejak 1998.
"Ya kita nantinya akan ada penataan yakni perbaikan kandang hewan dan pembagian zonasi. Semisal zonasi hewan karnivora dan sebagainya," kata Kepala UP Taman Margasatwa Ragunan Endah Rumiyati ditemui di Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Februari 2023.
Pihaknya mengucurkan dana Rp130 miliar yang berasal dari APBD untuk penentuan zona satwa. Endah menyebut tidak secara khusus melakukan kajian dengan merekrut pihak luar untuk melakukan penataan Ragunan. Sebab, UP Taman Margasatwa Ragunan juga memiliki tim ahli internal.
Penataan ini, lanjut Endah, dilakukan secara bertahap. Sebab, penataan harus dikerjakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu 2.275 satwa yang ada di Ragunan.
"Ini membutuhkan waktu yang tidak singkat karena kita kan berhubungan dengan makhluk hidup. Harus memerhatikan jika nanti kandangnya harus diperbaiki satwanya harus dipindah. Nah, proses pindahnya itu seperti apa. Bisa jadi lebih dari dua tahun," jelas dia.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada rencana untuk menutup total Ragunan dalam rangka penataan. Ia berencana berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait kebijakan operasional Ragunan selama melakukan penataan.
"Nanti kita minta arahan pimpinan seperti apa. Apa harus ditutup atau mungkin bisa dikerjakan secara parsial," ujar dia.
Selain untuk tujuan pembagian zonasi hewan untuk memudahkan kunjungan wisatawan, penataan ini juga ditujukan untuk mempercantik Ragunan. Endah menyebut penataan akan berdampak pada kenaikan harga tiket masuk Ragunan.
"Pasti berdampak. Tapi pastinya akan kita kaji dulu. Jadi tidak tiba-tiba naik begitu. Harus ada kajiannya juga," ungkap dia.
Jakarta: Unit Pelaksana (UP) Taman Margasatwa
Ragunan berencana melakukan penataan tata letak satwa. Pengelola ingin mengatur tata letak dengan membagi zonasi
satwa berdasarkan kriteria tertentu.
Saat ini belum ada pembagian zonasi tertentu di Ragunan. Baru ada penataan tahap awal yakni zonasi unggas. Selain itu, ada zonasi khusus primata yakni Pusat Primata Schmutzer yang berdiri sejak 1998.
"Ya kita nantinya akan ada penataan yakni perbaikan kandang hewan dan pembagian zonasi. Semisal zonasi hewan karnivora dan sebagainya," kata Kepala UP Taman Margasatwa Ragunan Endah Rumiyati ditemui di Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Februari 2023.
Pihaknya mengucurkan dana Rp130 miliar yang berasal dari APBD untuk penentuan zona satwa. Endah menyebut tidak secara khusus melakukan kajian dengan merekrut pihak luar untuk melakukan penataan Ragunan. Sebab, UP Taman Margasatwa Ragunan juga memiliki tim ahli internal.
Penataan ini, lanjut Endah, dilakukan secara bertahap. Sebab, penataan harus dikerjakan dengan penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu 2.275 satwa yang ada di Ragunan.
"Ini membutuhkan waktu yang tidak singkat karena kita kan berhubungan dengan makhluk hidup. Harus memerhatikan jika nanti kandangnya harus diperbaiki satwanya harus dipindah. Nah, proses pindahnya itu seperti apa. Bisa jadi lebih dari dua tahun," jelas dia.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada rencana untuk menutup total Ragunan dalam rangka penataan. Ia berencana berkoordinasi dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait kebijakan operasional Ragunan selama melakukan penataan.
"Nanti kita minta arahan pimpinan seperti apa. Apa harus ditutup atau mungkin bisa dikerjakan secara parsial," ujar dia.
Selain untuk tujuan pembagian zonasi hewan untuk memudahkan kunjungan wisatawan, penataan ini juga ditujukan untuk mempercantik Ragunan. Endah menyebut penataan akan berdampak pada kenaikan harga tiket masuk Ragunan.
"Pasti berdampak. Tapi pastinya akan kita kaji dulu. Jadi tidak tiba-tiba naik begitu. Harus ada kajiannya juga," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)