medcom.id, Jakarta: Ledakan keras terjadi di gudang amunisi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Pondok dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/2). Ledakan gudang amunisi di pangkalan Utama TNI Angkatan Laut ini merupakan persoalan serius karena menyangkut sistem keamanan senjata milik TNI.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan TNI AL mempunyai standar pengamanan khusus untuk menyimpan persenjataan miliknya.
“Sesuai prosedur untuk penyimpanan senjata telah diatur. Misalnya untuk letak gudang penyimpanan, itu jaraknya minimal harus 1 km dari pemukiman warga. Temperatur dan penerangan gudang juga harus diatur sesuai dengan senjata yang disimpan. Gudang penyimpanan senjata harus memiliki pengamanan ketat dan penjagaan berlapis,” paparnya dalam siaran pers yang diterima metrotvnews.com, Sabtu (8/3).
Mantan Komandan di KRI Teluk Semangka ini menjelaskan, persoalan yang harus dicermati dengan adanya peristiwa ini adalah mengenai kecilnya anggaran untuk penyimpanan dan pemeliharaan senjata jika dibandingkan dengan anggran yang digelontorkan Amerika Serikat untuk para tentaranya.
“Anggaran kita sangat kecil untuk penyimpanan dan pemeliharaan senjata. Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggarannya mencapai 1.500 triliun setiap tahun," imbuh mantan Komandan KRI Teluk Lampung.
Tedjo Edhy menambahkan, anggaran untuk TNI tahun 2014 sebesar Rp 83 triliun, dimana 60 persen nya dialokasikan untuk gaji Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Mabes TNI, dan Kementerian Pertahanan. Sedangkan 40 persennya untuk penyimpanan senjata, pemeliharaan gedung, kendaraan, dan fasilitas lainnya.
medcom.id, Jakarta: Ledakan keras terjadi di gudang amunisi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Pondok dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/2). Ledakan gudang amunisi di pangkalan Utama TNI Angkatan Laut ini merupakan persoalan serius karena menyangkut sistem keamanan senjata milik TNI.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan TNI AL mempunyai standar pengamanan khusus untuk menyimpan persenjataan miliknya.
“Sesuai prosedur untuk penyimpanan senjata telah diatur. Misalnya untuk letak gudang penyimpanan, itu jaraknya minimal harus 1 km dari pemukiman warga. Temperatur dan penerangan gudang juga harus diatur sesuai dengan senjata yang disimpan. Gudang penyimpanan senjata harus memiliki pengamanan ketat dan penjagaan berlapis,” paparnya dalam siaran pers yang diterima metrotvnews.com, Sabtu (8/3).
Mantan Komandan di KRI Teluk Semangka ini menjelaskan, persoalan yang harus dicermati dengan adanya peristiwa ini adalah mengenai kecilnya anggaran untuk penyimpanan dan pemeliharaan senjata jika dibandingkan dengan anggran yang digelontorkan Amerika Serikat untuk para tentaranya.
“Anggaran kita sangat kecil untuk penyimpanan dan pemeliharaan senjata. Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggarannya mencapai 1.500 triliun setiap tahun," imbuh mantan Komandan KRI Teluk Lampung.
Tedjo Edhy menambahkan, anggaran untuk TNI tahun 2014 sebesar Rp 83 triliun, dimana 60 persen nya dialokasikan untuk gaji Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Mabes TNI, dan Kementerian Pertahanan. Sedangkan 40 persennya untuk penyimpanan senjata, pemeliharaan gedung, kendaraan, dan fasilitas lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)