medcom.id. Jakarta: Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono akan mengevaluasi sistem keamanan bangunan di pasar-pasar Ibu Kota. Diduga, masih banyak bangunan pasar yang tidak memenuhi standar keamanan gedung.
"Hari ini paling lambat besok kita evaluasi pasar di Jakarta. Secara menyeluruh, dari dua aspek," kata Sumarsono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
Sumarsono menjelaskan, aspek pertama yang bakal dievaluasi soal fasilitas sarana dan prasana. Hal ini terkait perizinan. Selain itu, soal tempat evakuasi jika terjadi bencana, misalnya kebakaran.
“Yang penting untuk dimiliki pasar adalah soal jalan masuk mobil Damkar. Termasuk instalasi kita cek semua," tambah dia.
Aspek kedua kata dia soal arus pendek dan korsleting yang biasa terjadi di Jakarta. Dia mengakui banyak pekerja toko dan kios memasang kabel tanpa kemampuan yang memadai.
"Ini akan kita sosialisasikan, namanya sadar bencana kebakaran, sehingga kita bisa lakukan self defense atau pengamanan diri sendiri. Pemasangan kabel-kabel instalasi asal-asalan enggak boleh terjadi lagi," kata Sumarsono.
Kebakaran di Pasar Senen bukan yang pertama. Catatan Metrotvnews.com, sejak 1974, Pasar Senen sudah beberapa kali dijamah api. Pada 15 Januari 1974, Pasar Senen luluh lantak dijarah dan dibakar saat meletus peristiwa 15 Januari atau Malari.
Sekitar dua dasawarsa setelah Malari, tepatnya pada 23 November 1996, tak kurang dari 750 kios di Blok IV dan V Pasar Senen tinggal menyisakan arang. Medio 2003, api lagi-lagi melahap 300 kios di Blok IV dan VI B.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya 11 Maret 2010, sebanyak 80 tenda pedagang kaki lima dan 250 kios hangus terbakar.
Pada 25 April 2014, si jago merah hampir 20 jam mengeluarkan ajimatnya untuk menghanguskan 3.000 kios. Kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNxJrqyk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id. Jakarta: Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono akan mengevaluasi sistem keamanan bangunan di pasar-pasar Ibu Kota. Diduga, masih banyak bangunan pasar yang tidak memenuhi standar keamanan gedung.
"Hari ini paling lambat besok kita evaluasi pasar di Jakarta. Secara menyeluruh, dari dua aspek," kata Sumarsono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
Sumarsono menjelaskan, aspek pertama yang bakal dievaluasi soal fasilitas sarana dan prasana. Hal ini terkait perizinan. Selain itu, soal tempat evakuasi jika terjadi bencana, misalnya kebakaran.
“Yang penting untuk dimiliki pasar adalah soal jalan masuk mobil Damkar. Termasuk instalasi kita cek semua," tambah dia.
Aspek kedua kata dia soal arus pendek dan korsleting yang biasa terjadi di Jakarta. Dia mengakui banyak pekerja toko dan kios memasang kabel tanpa kemampuan yang memadai.
"Ini akan kita sosialisasikan, namanya sadar bencana kebakaran, sehingga kita bisa lakukan
self defense atau pengamanan diri sendiri. Pemasangan kabel-kabel instalasi asal-asalan enggak boleh terjadi lagi," kata Sumarsono.
Kebakaran di Pasar Senen bukan yang pertama. Catatan
Metrotvnews.com, sejak 1974, Pasar Senen sudah beberapa kali dijamah api. Pada 15 Januari 1974, Pasar Senen luluh lantak dijarah dan dibakar saat meletus peristiwa 15 Januari atau Malari.
Sekitar dua dasawarsa setelah Malari, tepatnya pada 23 November 1996, tak kurang dari 750 kios di Blok IV dan V Pasar Senen tinggal menyisakan arang. Medio 2003, api lagi-lagi melahap 300 kios di Blok IV dan VI B.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya 11 Maret 2010, sebanyak 80 tenda pedagang kaki lima dan 250 kios hangus terbakar.
Pada 25 April 2014, si jago merah hampir 20 jam mengeluarkan ajimatnya untuk menghanguskan 3.000 kios. Kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)