Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie, Menkumham Yasonna H. Laoly, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Ketua Komisi Yudisial RI Mukti Fajar Nur Dewata saat menekan tombol simbol peluncuran buku karya Jimly, di Kantor Komisi Yudisial. ANT
Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie, Menkumham Yasonna H. Laoly, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Ketua Komisi Yudisial RI Mukti Fajar Nur Dewata saat menekan tombol simbol peluncuran buku karya Jimly, di Kantor Komisi Yudisial. ANT

Jimly Asshiddiqie Ingatkan Kekuasaan Harus ada Check and Balance

Antara • 05 Desember 2022 18:23
Jakarta: Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie mengingatkan akan bahayanya kekuasaan yang dimiliki secara terpusat oleh orang-orang tertentu. Kekuasaan kata Jimly, harus ada fungsi check and balance.
 
Hal itu disampaikan Jimly saat peluncuran bukunya, berjudul 'Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahnisme' serta 'Oligarki dan Totalitarianisme Baru'. "Dalam buku saya ini, saya menggambarkan bahwa kekuasaan itu filosofinya harus dicegah, jangan dipegang di satu tangan. Intinya, kekuasaan itu harus check and balance," kata Jimly saat peluncuran buku di Gedung Komisi Yudisial (KY), Jakarta Pusat, Senin, 5 Desember 2022. 
 
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menegaskan, buku berjudul 'Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahnisme', membahas tentang hubungan antara negara, politik, dan agama. Dalam buku itu juga dijelaskan bagaimana usaha Indonesia untuk merumuskan sendiri hubungan antara agama dan bangsa

Kemudian buku 'Oligarki dan Totalitarianisme Baru', Jimly menerangkan bahwa praktik oligarki di suatu negara modern kian jelas dan terbuka.
 
"Selama ini oligarki bermain di belakang layar. Namun, di zaman sekarang ini, oligarki bermain di depan layar," ungkap Anggota DPD RI ini. 
 
Baca: Kemenkominfo dan GNLD Dorong Penggunaan Buku Digital Kian Masif untuk Pendidikan
 
Jimly menyebutkan bahwa keberadaan kedua buku diharapkan dapat mengingatkan akan bahayanya kekuasaan yang dimiliki secara terpusat oleh orang-orang tertentu.
 
"Dalam buku saya ini, saya menggambarkan bahwa kekuasaan itu filosofinya harus dicegah, jangan dipegang di satu tangan. Intinya, kekuasaan itu harus check and balance,"terang Guru Besar Universitas Indonesia ini.
 
Selain itu, acara ini juga dibarengi dengan peresmian Jimly Books Corner dan pemberian rekor dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Lemprid). Rekor tersebut diberikan kepada Jimly sebagai tokoh Indonesia dengan penulis buku terbanyak yaitu 75 buku, membuka Jimly Books Corner di 10 perguruan tinggi, dan tokoh nasional yang menulis tentang Green Contitution dan Blue Green Contitution.
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR  Bambang Soesatyomengapresiasi capaian yang ditorehkan Jimly. Sebagai akademisi, sambung Bamsoet, pengabdian keilmuan Jimly telah mencapai titik puncak sebagai guru besar yang tidak hanya didedikasikan melalui kegiatan mengajar di kampus, namun juga diabadikan melalui berbagai karya tulis yang menjadi rujukan dan bahan referensi akademis, khususnya dalam bidang hukum tatanegara. 
 
"Sebagai politikus Pak Jimly adalah satu di antara sedikit tokoh yang istiqamah dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, mengedepankan etika dan kesantunan dalam berpolitik, tanpa mengurangi ketegasan dan kelugasan dalam menyampaikan sikap politik," kata Bamsoet.
 
Selain Bamsoet, peluncuran buku juga dihadiri Menteri Hukum dan Kemananan (Menkumham) Yassona H. Laoly, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, dan Ketua Komisi Yudisial Mukti Fajar Nur Dewata, ia menjelaskan maksud dari kedua buku tersebut.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan