Pejalan kaki harus berdesakan dengan para pedagang di Tanah Abang. (Foto: Medcom.id/ Theofilus Ifan)
Pejalan kaki harus berdesakan dengan para pedagang di Tanah Abang. (Foto: Medcom.id/ Theofilus Ifan)

Pedagang Masih Berjubel di Trotoar Tanah Abang

Theofilus Ifan Sucipto • 08 September 2019 05:17
Jakarta: Kehadiran pedagang di trotoar, tepatnya di bawah jembatan layang multiguna Tanah Abang belum sepenuhnya hilang. Mereka masih berdagang saat tak ada satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berpatroli.
 
Ternyata, dagangan yang dijajakan di trotoar milik pedagang di bagian dalam pasar. Mereka sengaja menaruh dagangannya di trotoar agar lebih mencolok perhatian.
 
"Iya (sengaja dimajukan ke trotoar). Habis kalau tidak, susah yang beli," kata salah satu pedagang sepatu, Rosid saat berbincang dengan Medcom.id di lokasi, Sabtu 7 September 2019.

Kendati begitu, Rosid menyadari hal tersebut merebut hak pengguna jalan. Namun ia tetap melakukannya lantaran latah.
 
"Habis yang lain juga begitu kan. Orang juga akhirnya lihat-lihat (dagangan)," ujarnya.
 
Rosid mengaku masih nyaman berjualan di trotoar. Ia enggan pindah ke skybridge Tanah Abang dengan alasan harus membayar uang sewa Rp500 ribu per bulan.
 
Namun Rosid enggan menjawab apakah ia membayar iuran selama berdagang di trotoar. Dia hanya tersenyum sambil mengalihkan pandangan.
 
Berbeda dengan Rosid, salah satu pedagang sandal di skybridge, Andita, mengaku tak keberatan membayar iuran Rp500 ribu per bulan. Uang itu ditarik otomaris oleh Bank DKI untuk perawatan skybridge.
 
"Saya malah beruntung karena tempatnya bersih, anginnya sejuk, dan relatif aman," kata Andita. 
 
Dia membeberkan dirinya sempat membandel dengan berjualan di trotoar pada awal 2018. Andita mengaku keuntungan yang ia terima stagnan di kisaran Rp2 juta.
 
Namun saat pindah ke skybridge, keuntungannya meningkat hingga dua kali lipat. Rata-rata, kata dia, pendapatannya Rp3,5 hingga Rp4 juta sehari.
 
"Bahkan kalau akhir pekan bisa dapat Rp6 juta," aku Andita.
 
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum punya solusi untuk pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar. Mahkamah Agung (MA) menganulir kebijakan Anies menutup jalan untuk mengizinkan PKL berjualan.
 
"Kita nanti lihat cara-cara untuk pelaksanaannya," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
 
Anies membela PKL yang berjualan di trotoar. Dia menilai pedagang melanggar aturan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(EKO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan