Jakarta: Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung menyebut banyaknya kasus kriminal yang terjadi di dalam taksi daring tak lepas dari ketiadaan jaminan keamanan dan lemahnya pengawasan.
Faktanya, akun aplikasi taksi daring yang dimiliki mitra pengemudi mudah untuk disalahgunakan. Peluang itu digunakan oleh oknum mitra pengemudi untuk melakukan kejahatan.
"Aplikator kurang melakukan pengecekan terhadap pengguna akun. Bahaya kecurangannya, akun itu bisa dipindahtangankan," ungkapnya, dalam News Story Insight (NSI), Kamis, 3 Mei 2018.
Ellen mengatakan angkutan daring sangat terbuka. Selain karena bentuknya yang tidak tampak seperti taksi konvensional pada umumnya, juga tidak ada tanda khusus.
Kenyamanan yang diberikan taksi daring seperti interior mobil yang bagus dan aroma yang wangi juga kadang menjadi alasan pengguna memanfaatkan taksi daring. Padahal pada dasarnya mereka menaiki angkutan umum bersama orang lain dalam mobil yang sama.
"Kalau kita naik taksi reguler, kita memang bersama orang lain tapi dia (pengemudi) taksi kan ada tandanya. Itu salah satu peluang (kejahatan)," kata Ellen.
Meski memberikan kenyamanan, sayangnya penyedia aplikasi taksi daring tidak menjamin keamanan penumpang. Sampai saat ini penyedia aplikasi hanya menyediakan instrumen taksi daring dan merekrut pengemudi dengan sistem kemitraan tanpa pengawasan operasional.
Mestinya, kata Ellen, penyedia aplikasi memiliki ruang kendali yang bisa memonitor kemana saja pengemudi mengoperasikan taksinya memanfaatkan sistem GPS (global positioning system).
"Selama ini menurut saya (pengawasan) tidak dilakukan sehingga kalau terjadi apa-apa penyedia aplikasi tidak akan mengambil tindakan apa pun kecuali ada pengaduan dari pelanggan," ungkapnya.
Menurut Ellen peristiwa kriminal yang menimpa pelanggan maupun pengemudi seharusnya menjadi pelajaran bagi penyedia aplikasi untuk berbenah. Jika tidak bukan tidak mungkin pengguna akan meninggalkan transportasi daring karena keamanan yang sangat kurang.
"Tips bisa terhindar pengguna harus sadar bahwa dalam bertransportasi itu harus aman dan selamat. Kita harus yakin taksi yang datang itu sesuai dengan yang ada di aplikasi. Kalau tidak, batalkan dan laporkan. Jangan biarkan kita diangkut kendaraan yang tidak jelas," kata dia.
Jakarta: Pengamat Transportasi Ellen Tangkudung menyebut banyaknya kasus kriminal yang terjadi di dalam taksi daring tak lepas dari ketiadaan jaminan keamanan dan lemahnya pengawasan.
Faktanya, akun aplikasi taksi daring yang dimiliki mitra pengemudi mudah untuk disalahgunakan. Peluang itu digunakan oleh oknum mitra pengemudi untuk melakukan kejahatan.
"Aplikator kurang melakukan pengecekan terhadap pengguna akun. Bahaya kecurangannya, akun itu bisa dipindahtangankan," ungkapnya, dalam
News Story Insight (NSI), Kamis, 3 Mei 2018.
Ellen mengatakan angkutan daring sangat terbuka. Selain karena bentuknya yang tidak tampak seperti taksi konvensional pada umumnya, juga tidak ada tanda khusus.
Kenyamanan yang diberikan taksi daring seperti interior mobil yang bagus dan aroma yang wangi juga kadang menjadi alasan pengguna memanfaatkan taksi daring. Padahal pada dasarnya mereka menaiki angkutan umum bersama orang lain dalam mobil yang sama.
"Kalau kita naik taksi reguler, kita memang bersama orang lain tapi dia (pengemudi) taksi kan ada tandanya. Itu salah satu peluang (kejahatan)," kata Ellen.
Meski memberikan kenyamanan, sayangnya penyedia aplikasi taksi daring tidak menjamin keamanan penumpang. Sampai saat ini penyedia aplikasi hanya menyediakan instrumen taksi daring dan merekrut pengemudi dengan sistem kemitraan tanpa pengawasan operasional.
Mestinya, kata Ellen, penyedia aplikasi memiliki ruang kendali yang bisa memonitor kemana saja pengemudi mengoperasikan taksinya memanfaatkan sistem GPS (global positioning system).
"Selama ini menurut saya (pengawasan) tidak dilakukan sehingga kalau terjadi apa-apa penyedia aplikasi tidak akan mengambil tindakan apa pun kecuali ada pengaduan dari pelanggan," ungkapnya.
Menurut Ellen peristiwa kriminal yang menimpa pelanggan maupun pengemudi seharusnya menjadi pelajaran bagi penyedia aplikasi untuk berbenah. Jika tidak bukan tidak mungkin pengguna akan meninggalkan transportasi daring karena keamanan yang sangat kurang.
"Tips bisa terhindar pengguna harus sadar bahwa dalam bertransportasi itu harus aman dan selamat. Kita harus yakin taksi yang datang itu sesuai dengan yang ada di aplikasi. Kalau tidak, batalkan dan laporkan. Jangan biarkan kita diangkut kendaraan yang tidak jelas," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)