medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan normalisasi bantaran Sungai Ciliwung di sepanjang Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Normalisasi sungai ini diklaim mengurangi ketinggian banjir.
Pantauan Metrotvnews.com, pinggiran Sungai Ciliwung selebar enam meter di Kampung Pulo, sudah terbebas dari permukiman penduduk. Tampak alat berat dan truk masih beroperasi, untuk pembangunan jalan dan pemasangan beton tanggul.
Deli, 45, pengawas proyek normalisasi Sungai Ciliwung, mengatakan, lahan permukiman warga yang sudah direlokasi akan dibangun jalan dan jalur zona hijau. Pembangunan masih berlangsung dan direncanakan selesai tahun ini.
"Kita target pemasangan parafet (beton tanggul) sepanjang dua kilometer, dari jembatan di Jalan Jatinegara Barat sampai belakang terminal Kampung Melayu," kata Dali kepada Metrotvnews.com di Kampung Pulo, Kamis (18/2/2016).
Dali menambahkan, dampak pemasangan parafet itu efektif mengatasi luapan air Sungai Ciliwung. Menurut dia, banjir tahun ini cepat surut. "Tahun kemarin banjir bisa capai 3-4 meter, kemarim hujan gede di sini cuma 150 cm, itu pun sehari udah surut," terang Dali.
Setelah Kampung Pulo, tambah Dali, Pemprov DKI berencana menormalisasi sisi barat Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. "Sementara kita selesaikan di Kampung Pulo dulu, ini selesai kita rencana pasang parafet di Bukit Duri," pungkas Dali.
Hingga saat ini, warga Kampung Pulo yang tak terkena relokasi masih kebanjiran. Tapi, banjir datang hanya saat hujan.
Pada 20 Agustus 2015, Pemerintah DKI Jakarta merelokasi warga Kampung Pulo dan menghancurkan rumah-rumah warga di bantaran Kali Ciliwung. Total yang dihancurkan sebanyak 519 rumah yang dihuni oleh 926 kepala keluarga.
Relokasi yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta sempat mendapat penentangan warga Kampung Pulo. Bahkan sempat terjadi bentrokan antara warga dan aparat keamanan. Bentrokan menelan korban dari kedua belah pihak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim berhasil menyelamatkan warga Kampung Pulo, Jakarta Timur dan Bukit Duri, Jakarta Selatan dari banjir. Harga tanah wilayah itu diprediksi bakal naik.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama membantah pernyataan sejumlah pihak yang menuding dirinya menghancurkan Kampung Pulo. Ahok mengaku hanya menjalankan perintah negara dan sumpah jabatannya. Bangunan yang dihancurkan hanya rumah liar yang menyalahi undang-undang.
"Siapa bilang saya hancurkan Kampung Pulo? Justru saya selamatkan, bahkan menaikkan harga jualnya. Sekarang sudah ditutup (pakai sheetpile) harganya pasti naik," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 26 Januari.
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan normalisasi bantaran Sungai Ciliwung di sepanjang Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Normalisasi sungai ini diklaim mengurangi ketinggian banjir.
Pantauan
Metrotvnews.com, pinggiran Sungai Ciliwung selebar enam meter di Kampung Pulo, sudah terbebas dari permukiman penduduk. Tampak alat berat dan truk masih beroperasi, untuk pembangunan jalan dan pemasangan beton tanggul.
Deli, 45, pengawas proyek normalisasi Sungai Ciliwung, mengatakan, lahan permukiman warga yang sudah direlokasi akan dibangun jalan dan jalur zona hijau. Pembangunan masih berlangsung dan direncanakan selesai tahun ini.
"Kita target pemasangan parafet (beton tanggul) sepanjang dua kilometer, dari jembatan di Jalan Jatinegara Barat sampai belakang terminal Kampung Melayu," kata Dali kepada
Metrotvnews.com di Kampung Pulo, Kamis (18/2/2016).
Dali menambahkan, dampak pemasangan parafet itu efektif mengatasi luapan air Sungai Ciliwung. Menurut dia, banjir tahun ini cepat surut. "Tahun kemarin banjir bisa capai 3-4 meter, kemarim hujan gede di sini cuma 150 cm, itu pun sehari udah surut," terang Dali.
Setelah Kampung Pulo, tambah Dali, Pemprov DKI berencana menormalisasi sisi barat Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. "Sementara kita selesaikan di Kampung Pulo dulu, ini selesai kita rencana pasang parafet di Bukit Duri," pungkas Dali.
Hingga saat ini, warga Kampung Pulo yang tak terkena relokasi masih kebanjiran. Tapi, banjir datang hanya saat hujan.
Pada 20 Agustus 2015, Pemerintah DKI Jakarta merelokasi warga Kampung Pulo dan menghancurkan rumah-rumah warga di bantaran Kali Ciliwung. Total yang dihancurkan sebanyak 519 rumah yang dihuni oleh 926 kepala keluarga.
Relokasi yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta sempat mendapat penentangan warga Kampung Pulo. Bahkan sempat terjadi bentrokan antara warga dan aparat keamanan. Bentrokan menelan korban dari kedua belah pihak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklaim berhasil menyelamatkan warga Kampung Pulo, Jakarta Timur dan Bukit Duri, Jakarta Selatan dari banjir. Harga tanah wilayah itu diprediksi bakal naik.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama membantah pernyataan sejumlah pihak yang menuding dirinya menghancurkan Kampung Pulo. Ahok mengaku hanya menjalankan perintah negara dan sumpah jabatannya. Bangunan yang dihancurkan hanya rumah liar yang menyalahi undang-undang.
"Siapa bilang saya hancurkan Kampung Pulo? Justru saya selamatkan, bahkan menaikkan harga jualnya. Sekarang sudah ditutup (pakai sheetpile) harganya pasti naik," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 26 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)