"Nantinya badan pengelola ini diharapkan jadi sebuah unit usaha, Badan Usaha Milik Daerah khusus di bidang kebudayaan," kata Anies kepada wartawan di kawasan TIM, Senin, 26 September 2022.
Anies menjelaskan dengan dikelola oleh BUMD, manajemen TIM dapat lebih fleksibel. Berbeda halnya apabila di bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang harus terikat dengan aturan birokrasi.
"Karena begitu sampai kegitan seni budaya, di sana ada kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dengan di pemerintahaan," terangnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu memastikan meski dikelola BUMD, TIM tidak dituntut untuk mengejar keuntungan. Pihaknya menjamin tidak ada komersialisasi.
"Dia tidak diarahkan dan tidak dituntut untuk menjadi sebuah pusat mencari keuntungan atau provit center. Tapi benefit center, memberikan manfaat," terang dia.
Baca: Berbagai Fasilitas di Perpustakaan Taman Ismail Marzuki, Sudah Buka untuk Umum |
Selain itu, pihaknya melalui Dinas Kebudayaan bakal melakukan subsidi untuk mendukung aktivitas di TIM. Kurang lebih subsidi yang akan digelontorkan khusus untuk pentas seni dan kebudayaannya mencapai Rp 28 miliar hingga akhir 2022.
"Tempat ini terjaga marwahnya, dan yang tampil juga begitu, untuk yang tampil di TIM dia harus lolos kurasi. Tidak semata-mata karena punya yang lalu bisa sewa TIM," beber Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id