Truk melintas di antara tumpukan sampah di TPST Bantargebang. Foto: Antara/Risky Andrianto.
Truk melintas di antara tumpukan sampah di TPST Bantargebang. Foto: Antara/Risky Andrianto.

Perjalanan Panjang Sampah Ibu Kota hingga ke Bantargebang

Faisal Abdalla • 17 Agustus 2017 12:35
medcom.id, Bekasi: Setiap hari truk-truk besar oranye berkeliling mengangkut sampah-sampah sisa aktivitas sembilan juta warga Ibu Kota. Sampah-sampah itu diangkut menuju peristirahatan terakhirnya di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang berlokasi di pinggiran Kota Bekasi, Jawa Barat.
 
Setiap hari warga Ibu Kota menghasilkan 6.500-7.000 ton sampah. Semuanya ditumpahkan ke Bantargebang. "Sampah-sampah itu dikumpulkan secara berkala, lalu dikirm dengan truk-truk pengangkut sampah," ujar Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Energi Terbarukan TPST Bantargebang, Rizky Febrian, saat ditemui Metrotvnews.com di kantornya, Rabu, 16 Agustus 2017.
 
Rizky menceritakan bagaimana berton-ton sampah dari Ibu Kota itu diproses di TPST Bantargebang. Mulai dari tahap awal hingga tahap paling akhir.

Pertama, setiap truk pengangkut sampah yang masuk ke area TPST Bantargebang ditimbang di pintu masuk. Pada timbangan masuk ini, berat kendaraan beserta sampahnya tercatat di sistem online milik TPST Bantargebang.
 
Setelah itu, truk sampah diarahkan menuju titik buang (dumping site) yang sudah ditentukan, yakni di zona 1, zona 3, dan zona 5. Begitu tiba di titik buang, sampah-sampah diturunkan dari kendaraan (unloading) dengan bantuan alat berat.
 
Setelah proses unloading selesai, truk-truk langsung diarahkan keluar menuju timbangan kedua. Pada timbangan kedua ini hanya berat kendaraan yang tercatat. "Sistem secara otomatis menemukan berat sampah bersih yang sudah terkirim," lanjut Rizky.
 
TPST Bantargebang belum menerapkan pemisahan sampah. Hanya sampah organik dari pasar-pasar tradisional saja yang dipisahkan. Sampah-sampah dari pasar tradisional itu diolah menjadi pupuk kompos.
 
Untuk sampah yang telah di-unloading tadi, baik ampah plastik, kertas, maupun botol, diangkat menuju puncak gunungan sampah di tempat penampungan akhir. Pengangkatan dilakukan secara estafet dengan menggunakan alat berat. Gunungan sampah itu dipadatkan dan dibentuk terasering untuk mengantisipasi longsor. Hingga saat ini tinggi gunungan sampah di TPST Bantargebang telah mencapai 30-40 meter.
 
Baca: Atasi Antrean Truk di Bantargebang Dinas Kebersihan akan Beli 50 Alat Berat
 
Proses pemadatan sampah di tempat penampungan akhir tadi menghasilkan air sampah. Di bawah tempat penampungan akhir tempat sampah-sampah dipadatkan, terdapat jaringan pipa yang berfungsi mengalirkan air sampah tersebut menuju Instalasi Pengolahan Air Sampah.
 
"Air sampah itu diolah sedemikian rupa di tiga instalasi yang dimiliki TPST Bantargebang hingga memenuhi baku mutu sebelum dialirkan ke saluran-saluran pembuangan air," kata Rizky.
 
Menghasilkan listrik
 
Selain air, sampah-sampah yang tertampung di TPST Bantargebang juga mengeluarkan gas metan. Gas-gas ini ditangkap pengelola TPST Bantargebang untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Listrik-listrik ini kemudian dijual ke PLN. Dari gas metan yang dihasilkan sampah, TPST Bantargebang mampu menghasilkan listrik sebesar 1 megawatt.
 
TPST Bantargebang berupaya agar sampah warga Ibu Kota bisa terus tertampung. Namun, selama tiga tahun terakhir, sampah yang masuk ke TPST Bantargebang mengalami peningkatan.
 
Pada 2014, sampah yang masuk ke TPST Bantargebang sebanyak 5.664,58 ton per hari. Jumlahnya mengalami kenaikan pada 2015 menjadi 6.419,14 ton per hari. Pada 2016 bertambah lagi  menjadi 6.561,99 ton per hari.
 
Rizky mengatakan, seberapa pun canggihnya teknologi yang dimiliki, TPST Bantargebang tidak akan mampu menampung sampah-sampah dari Ibu Kota jika warganya tak memiliki kesadaran mengurangi sampah. "Jika warga DKI memiliki kesadaran mengelola sampah, maka tugas kami akan lebih ringan," kata Rizky
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan