medcom.id, Jakarta: Ujian nasional berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT) tidak dilakukan oleh semua sekolah. Salah satu contohnya adalah SMA Negeri 11 Jakarta. Namun, pihak sekolah mengaku tak mau ambil pusing karena tak bisa ikut menggelar UN CBT dan masih tetap menggunakan kertas.
"Bagi kami enggak ada masalah enggak ikut CBT juga. Wong memang belum waktunya. Malahan, enakan yang biasa kalau menurut saya," kata Wakil Kepala bidang humas SMA Negeri 11 Jakarta, Laksmi saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Jalan Pahlawan Komarudin I, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/4/2015)
Laksmi mengaku, sekolahnya masih belum memadai dari sarana dan prasarana. Sampai sekarang, sekolahnya hanya memiliki 40 unit komputer untuk satu kelas.
"Murid kita yang ikut ujian nanti ada 212 orang, komputernya cuma 40. Itu namanya kan 1 banding 6, bukan 1 banding 3 lagi," jawab Laksmi santai
Laksmi menjelaskan, suatu program yang baru haruslah diikuti dengan persiapan yang matang, agar tidak ada pihak-pihak yang dikorbankan dalam menjalankan program tersebut.
"Kalau mau buat CBT, mestinya dikasih dong prasarananya, jangan hanya buat program aja. Nanti kalau dipaksain kan kasihan siswanya," tutur guru mata pelajaran Fisika tersebut.
UN berbasis komputer rencananya akan dilaksanakan di beberapa sekolah di Jakarta. Sebelumnya, Dinas Pendidikan Jakarta telah mengajukan sebanyak 30 SMA dan 25 SMK untuk mengikuti ujian berbasis komputer ini.
medcom.id, Jakarta: Ujian nasional berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT) tidak dilakukan oleh semua sekolah. Salah satu contohnya adalah SMA Negeri 11 Jakarta. Namun, pihak sekolah mengaku tak mau ambil pusing karena tak bisa ikut menggelar UN CBT dan masih tetap menggunakan kertas.
"Bagi kami enggak ada masalah enggak ikut CBT juga. Wong memang belum waktunya. Malahan, enakan yang biasa kalau menurut saya," kata Wakil Kepala bidang humas SMA Negeri 11 Jakarta, Laksmi saat berbincang dengan
Metrotvnews.com di Jalan Pahlawan Komarudin I, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (9/4/2015)
Laksmi mengaku, sekolahnya masih belum memadai dari sarana dan prasarana. Sampai sekarang, sekolahnya hanya memiliki 40 unit komputer untuk satu kelas.
"Murid kita yang ikut ujian nanti ada 212 orang, komputernya cuma 40. Itu namanya kan 1 banding 6, bukan 1 banding 3 lagi," jawab Laksmi santai
Laksmi menjelaskan, suatu program yang baru haruslah diikuti dengan persiapan yang matang, agar tidak ada pihak-pihak yang dikorbankan dalam menjalankan program tersebut.
"Kalau mau buat CBT, mestinya dikasih dong prasarananya, jangan hanya buat program aja. Nanti kalau dipaksain kan kasihan siswanya," tutur guru mata pelajaran Fisika tersebut.
UN berbasis komputer rencananya akan dilaksanakan di beberapa sekolah di Jakarta. Sebelumnya, Dinas Pendidikan Jakarta telah mengajukan sebanyak 30 SMA dan 25 SMK untuk mengikuti ujian berbasis komputer ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)
